
Atas Nama Rupiah, BI Kayaknya Ogah Turunkan Bunga

Ke depan, tantangan yang dihadapi rupiah tidak enteng. Setidaknya ada dua faktor yang bisa melahirkan tekanan terhadap mata uang Tanah Air.
Pertama adalah perkembangan pandemi virus corona. Di Indonesia, sepertinya serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu semakin seram saja.
Per 19 Januari 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona mencapai 927.380 orang. Bertambah 10.365 orang (1,13%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (6-19 Januari 2021), rata-rata pasien positif bertambah 10.559 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 7.245 orang per hari.
Lonjakan kasus baru membuat pemerintah memperketat pembatasan sosial dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11-25 Januari 2021. Kebijakan ini berlaku di sejumlah daerah Jawa-Bali.
PPKM mensyaratkan pekerja yang 'berkantor' di rumah (work from home) minimal 75%. Kegiatan belajar-mengajar pun masih dilakukan dari jarak jauh.
Restoran masih boleh menerima pelanggan untuk makan-minum di tempat, tetapi dibatasi maksimal 25% dari kapasitas. Pusat perbelanjaan masih boleh buka, tetapi wajib tutup pukul 19:00.
Rumah ibadah juga masih boleh membuka pintu bagi jamaah, tetapi paling banyak 50% dari kapasitas. Sementara tempat wisata yang dikelola pemerintah sama sekali belum boleh buka.
