Oktober di Rp 10.500, Dolar Singapura kini Tembus Rp 11.700!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 January 2023 13:52
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura mengalami tren kenaikan melawan rupiah sejak awal Oktober lalu. Bahkan mata uang Negeri Merlion ini berkali-kali mencatat rekor termahal sepanjang sejarah.

Melansir data Refintiv, pada awal Oktober 2022 dolar Singapura masih berada di kisaran Rp 10.500/US$, sementara saat ini nilainya sudah menembus Rp 11.700/US$. Artinya dalam tempo 2 bulan dolar Singapura melesat lebih dari 11% di pasar spot.

Pada Senin (2/1/2023) dolar Singapura menyentuh Rp 11.730/SG$ yang merupakan rekor termahal sepanjang sejarah.

Langkah Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang mengetatkan kebijakannya cukup agresif pada tahun lalu membuat dolar Singapura perkasa, bahkan menjadi satu-satunya mata uang Asia yang mampu menguat melawan dolar AS.

MAS mulai mengetatkan kebijakan moneter sejak Oktober 2021, hingga saat ini total sudah dilakukan sebanyak 5 kali.

Terakhir pada Oktober 2022 MAS mengubah titik tengah (centre) Singapore dollar nominal effective exchange rate (S$NEER). Sementara untuk slope dan width tidak diubah. Sepanjang tahun lalu, MAS menaikkan centre dolar Singapura sebanyak tiga kali.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER, yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak di umbar kepada publik.

Dengan mengetatkan kebijakan tersebut, MAS membiarkan nilai tukar dolar Singapura untuk lebih menguat lagi.

Pada tahun ini, MAS berpeluang kembali mengetatkan kebijakannya melihat inflasi yang masih tinggi. Inflasi inti dilaporkan sebesar 5,1% year-on-year (yoy) pada November, tidak berubah ketimbang bulan sebelumnya. Inflasi tersebut berada di dekat level tertinggi dalam 14 tahun terakhir.

Beberapa analis bahkan memprediksi ke depannya dolar Singapura masih akan menguat lagi.

Divya Davesh, Asia FX Strategist Standard Chartered Bank, memprediksi MAS mungkin tidak lagi mengetatkan kebijakannya di tahun depan, tetapi tidak juga akan dilonggarkan. Sebab Inflasi masih akan tinggi.

Dolar Singapura diperkirakan akan banyak menarik carry trade, strategi transaksi di pasar valuta asing dengan meminjam di negara dengan bunga rendah, dan menginvestasikannya di negara dengan bunga yang lebih tinggi.

"Kami memperkirakan dolar Singapura masih akan unggul di regional, didukung oleh daya tariknya sebagai carry trade," kata Divya, sebagaimana dilansir The Daily Stars, Selasa (27/12/2022).

Bank Indonesia sebenarnya juga sudah menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali, tetapi belum mampu mendongkrak kinerja rupiah. Tirisnya pasokan valuta asing (valas) khususnya dolar AS di dalam negeri menjadi tekanan bagi rupiah. Padahal neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 31 bulan beruntun, sementara cadangan devisa terus menurun.

Ditengarai para eksportir menempatkan dolar AS mereka di Singapura. Sebabnya, suku bunga deposito valas di Singapura lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Pemerintah kini mulai bergerak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Beberapa sektor baru masuk ke dalam daftar yang harus menempatkan DHE kepada regulator.

Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (11/1/2023).

"Tadi juga arahan pak Presiden, ekspor yang selama ini positif itu perlu diikuti dengan peningkatan cadangan devisa, untuk itu pak Presiden meminta PP 1 Tahun 2019 DHE itu untuk diperbaiki," ungkapnya.

Dengan DHE yang bisa bertahan lebih lama di dalam negeri, rupiah tentunya bisa lebih kuat. Langkah tersebut sudah direspon positif oleh pelaku pasar. Terbukti pada perdagangan hari ini hingga pukul 13:41 WIB, rupiah mampu berbalik menguat 0,47% melawan dolar Singapura ke Rp 11.637/SG$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation