
Jokowi Wajibkan Eksportir Parkir Dolar, Rupiah Juara Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Rabu (11/1/2022). Langkah pemerintah untuk menahan devisa di dalam negeri menjadi salah satu penggerak rupiah.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:55 WIB rupiah menguat 0,58% ke Rp 15.480/US$ di pasar spot. Dengan penguatan tersebut, rupiah menjadi terbaik di Asia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Beberapa sektor baru masuk ke dalam daftar yang harus menempatkan DHE kepada regulator.
Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (11/1/2023).
"Tadi juga arahan pak Presiden, ekspor yang selama ini positif itu perlu diikuti dengan peningkatan cadangan devisa, untuk itu pak Presiden meminta PP 1 Tahun 2019 DHE itu untuk diperbaiki," ungkapnya.
Seperti diketahui isu keringnya pasokan dolar AS di dalam negeri membuat rupiah sulit menguat.
Keringnya pasokan dolar AS terlihat dari neraca perdagangan yang surplus 31 bulan beruntun, sementara cadangan devisa terus menurun.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari - November 2022 surplus neraca perdagangan tercatat lebih dari US$ 50 miliar.
Bank Indonesia (BI) Jumat lalu melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2022 mencapai US$ 137,2 miliar, naik US$ 3,2 miliar dari posisi November.
Dengan DHE bisa ditahan lama di dalam negeri, pasokan dolar AS tentunya akan kembali bertambah, rupiah tentu bisa menguat.
Selain itu, investor asing mulai masuk lagi ke pasar obligasi sekunder. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), pada 1 - 10 Januari terjadi capital inflow hingga Rp 12 triliun.
Obligasi Indonesia yang kembali menarik bagi investor asing memberikan tenaga bagi rupiah untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
