Kemarin, IHSG ditutup naik 0,85% ke 5.701,03. IHSG berada di posisi tertinggi sejak Februari.
Sejatinya sentimen yang beredar di pasar cukup positif. Lagi-lagi datang kabar gembira soal pengembangan vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kali ini dari calon vaksin yang dikembangkan oleh AstraZaneca dan Universitas Oxford. Vaksin ini disebut-sebut punya tingkat keberhasilan 90%.
Vaksin yang dikembangkan di Inggris ini punya sejumlah keunggulan. Pertama harganya relatif murah dibandingkan dengan buatan Pfizer atau Moderna. Kedua, bisa dikirim dengan lemari pendingin biasa sementara vaksin Pfizer harus disimpan di suhu -70 derajat celcius.
Seiring dengan akan hadirnya berbagai vaksin yang manjur, pemerintah di berbagai negara pun menyusun strategi vaksinasi massal untuk terbebas dari jeratan pandemi. Pemerintah Inggris menargetkan vaksinasi massal akan berlangsung pada kuartal I-2021.
"Vaksin akan didistristribusikan dan disuntikkan pada Januari, Februari, Maret. Kami berharap ketika Hari Paskah kehidupan sudah berangsur normal," ungkap Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, sebagaimana diwartakan Reuters.
Harapan ini diwujudkan oleh investor dalam bentuk memburu aset-aset berisiko. Saat hati sedang senang, buat apa main aman? Namun sayang, sepertinya rupiah tidak bisa ikut 'pesta' karena terserang profit taking.
Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama di bursa saham New York menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,54% ke 30.045,96, S&P 500 melesat 1,6% menjadi 3.635,54, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,3% ke 12.035,43.
"Investor merasa percaya diri dengan perkiraan kondisi enam bulan ke depan. Berbagai kabar baik soal pengembangan vaksin dan pengumuman bahwa proses transisi pemerintahan di AS sudah dimulai membuat ketidakpastian lambat laun memudar," kata Mike Zigmont, Head of Trading and Research Harvest Volatility Management yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, situasi di Washington kini sudah lebih tenang. Pemerintahan Presiden Donald Trump mulai membuka diri kepada Joseph 'Joe' Biden, sang pemenang pemilihan presiden (pilpres), untuk melakukan transisi kekuasaan.
US General Services Administation, lembaga yang mengurus pemindahan kekuasaan, mengizinkan Biden untuk memulai proses transisi. Biden sudah boleh mendapatkan akses dan sumber daya. Biden dan timnya kini sudah bisa memperoleh pendanaan dari anggaran negara dan mendapatkan informasi harian seputar kondisi keamanan nasional.
Transisi kekuasaan juga ditandai oleh mulai munculnya sejumlah nama untuk mengisi pos menteri ke pemerintahan Biden. Salah satunya adalah Janet Yellen, eks Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), yang menjadi kanddat kuat menggantikan Steven Mnuchin sebagai Menteri Keuangan.
Jika benar terpilih, maka Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Keuangan AS dalam 231 tahun terakhir. Yellen dikenal sebagai sosok yang disegani oleh Kongres AS, pelaku pasar, dan dunia usaha.
"Yellen akan menjadi figur yang dipercaya dan kuat dalam menavigasi pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona," ujar Tim Adams, Presiden Institute of International Finance, seperti dikutip dari Reuters.
Namun bukan berarti Yellen tidak akan menghadapi tantangan. Salah satu janji kampanye Biden adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Orang Pribadi berpendapatan tinggi. Sesuatu yang bakal menemui kendala, karena Partai Republik sepertinya masih akan menjadi penguasa di Senat.
"Namun Yellen adalah seseorang yang tahu bagaimana mencari kesepakatan. Yellen tahu bagaimana cara berargumen, dia bukan seseorang yang penakut," tegas Julie Coronado, Presiden MacroPolicy Perspectives dan mantan Ekonom The Fed yang pernah bekerja dengan Yellen, seperti diberitakan Reuters.
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu penguatan di Wall Street yang lumayan tajam. Semoga hijaunya Wall Street bisa menjadi pelecut semangat investor di Asia untuk lebih agresif lagi.
Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS, yang sepertinya kembali tertekan. Pada pukul 02:47 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,28% ke 92,25.
Investor memang sedang memasang mode risk-on (berani mengambil risiko). Berbagai berita menggembirakan soal vaksin dan situasi politik yang lebih tenang di AS membuat ketidakpastian berkurang drastis sehingga belum ada kebutuhan untuk bermain aman.
"Saat ini, ada optimisme dalam memandang perekonomian karena vaksin akan segera datang. Perhatian terhadap gesekan politik pun berkurang," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures, seperti dikutip dari Reuters.
Apabila dolar AS terus tertekan, maka rupiah punya ruang untuk kembali menguat. Mata uang Tanah Air akan kembali melanjutkan tren penguatan yang kemarin sempat terhenti.
Sentimen ketiga adalah dari pasar komoditas, utamanya minyak. Pada pukul 02:57 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 3,84% ke US$ 47,83/barel sementara yang jenis light sweet melesat 4,13% menjadi US$ 44,84/barel.
Harga si emas hitam memang sedang dalam tren menanjak. Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet melejit masing-masing 9,3% dan 8,23%. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya lebih dahsyat lagi yaitu mencapai 16,19% dan 16,29%.
"Kemungkinan kehadiran vaksin mulai tahun depan melahirkan persepsi bahwa permintaan akan naik. Ini yang menyebabkan kenaikan harga minyak," kata Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan harga minyak akan semakin memberikan konfirmasi bahwa pemulihan ekonomi berada di jalur yang benar. Jika ini terus berlanjut, maka aset-aset berisiko di negara berkembang akan semakin diburu oleh pelaku pasar. Indonesia akan merasakan nikmatnya.
Sentimen keempat, investor masih harus sangat waspada dengan pandemi virus corona. Sebab virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin 'menggila'.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona per 24 November mencapai 58.900.547 orang. Bertambah 463.730 orang (0,79%) dibandingkan posisi hari sebelumnya,
Dalam 14 hari terakhir (11-24 November), rata-rata pasien baru bertambah 580,179 orang setiap harinya. Lebih tinggi ketimbang 14 hari sebelumnya yaitu 521.384 orang per hari.
Sejumlah negara meningkatkan kewaspadaan, mengingat mobilitas masyarakat akan meningkat jelang libur akhir tahun. Di AS, Surgeon General Jerome Adams mengingatkan masyarakat untuk menahan diri, jangan melakukan aktivitas berlebihan dan tidak perlu di luar rumah.
"Sebentar lagi kita akan punya vaksin, bantuan akan segera datang. Namun saat ini Anda semua harus menahan diri, sebentar saja," tegas Adams, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara di Jepang, pemerintah menutup akses pariwisata di Sapporo dan Hokkaido karena dua kota tersebut mencatatkan kenaikan pasien yang signifikan. Dua kota itu akan dikecualikan dari kampanye promosi pariwisata di Negeri Sakura.
"Kami sepakat untuk mengecualikan perjalan ke dua kota kota yaitu Sapporo dan Hokkaido dalam kampanye pariwisata. Walau kami mencoba menyeimbangkan antara ekonomi dan upaya penanggulangan virus, tetapi kami terpaksa menempuh langkah tersebut atas permintaan dari pemerintah setempat," kata Yasutoshi Nishimura, Menteri Ekonomi Jepang, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian di Rusia, pemerintah mengakui bahwa sistem pelayanan kesehatan sedang dalam tekanan berat. Kemarin, jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di Negeri Beruang Merah mencapai 491 orang, rekor tertinggi sejak virus corona mewabah.
"Sistem pelayanan kesehatan sedang bekerja dalam tekanan berat. Ini adalah tantangan terbesar dalam sejarah dunia modern," kata Dmitry Peskov, Juru Bicara Pemerintah Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
Selagi belum ada vaksin, virus corona masih akan terus bergentayangan dan mengancam kehidupan umat manusia. Tidak hanya mengancam keselamatan jiwa, tetapi juga ekonomi dan mata pencarian jutaan bahkan miliran penduduk dunia.
Oleh karena itu, kwaspadaan tidak boleh kendur. Boleh saja berbahagia menyambut vaksin yang mungkin sebentar lagi akan tiba, tetapi jangan berlebihan dan kemudian menggantungkan harapan hanya kepada vaksin.
Pemerintah harus terus memperbaiki 3 T (testing, tracing, treatment) sementara masyarakat wajib menegakkan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Untuk saat ini, 3 T dan 3 M lebih penting ketimbang terbuai akan vaksin yang belum tahu pasti kapan bisa dinikmati.
Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Rilis data penjualan sepeda motor Indonesia periode Oktober 2020 (tentatif).
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Unilever Indonesia Tbk (09:30 WIB).
- RUPSLB PT Tridomain Performance Materials Tbk (09:30 WIB).
- RUPSLB PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (10:00 WIB).
- RUPSLB PT Surya Esa Perkasa Tbk (14:30 WIB).
- Rilis data klaim tunjangan pengangguran Prancis periode Oktober 2020 (16:00 WIB).
- Rilis data pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2020 (20:30 WIB).
- Rilis data klaim tunjangan pengagguran AS periode pekan yang berakhir 21 November 2020 (20:30 WIB).
- Rilis data Personal Consumption Expenditure (inflasi) AS periode Oktober 2020 (22:00 WIB).
- Rilis data stok minyak AS periode pekan yang berakhir 21 November 2020 (22:30 WIB).
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (kuartal III-2020 YoY) | -3,49% |
Inflasi (Oktober 2020 YoY) | 1,44% |
BI 7 Day Reverse Repo Rate (November 2020) | 3,75% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2020) | -6,34% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (kuartal III-2020) | 0,36% PDB |
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (kuartal III-2020) | US$ 2,05 miliar |
Cadangan Devisa (Oktober 2020) | US$ 133,66 miliar |
Untuk mendapatkan informasi seputar data pasar, silakan klik di sini.
TIM RISET CNBC INDONESIA