
Janet Yellen Mau Jadi Sri Mulyani-nya AS, Pasar Girang!

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama di bursa saham New York menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,54% ke 30.045,96, S&P 500 melesat 1,6% menjadi 3.635,54, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,3% ke 12.035,43.
"Investor merasa percaya diri dengan perkiraan kondisi enam bulan ke depan. Berbagai kabar baik soal pengembangan vaksin dan pengumuman bahwa proses transisi pemerintahan di AS sudah dimulai membuat ketidakpastian lambat laun memudar," kata Mike Zigmont, Head of Trading and Research Harvest Volatility Management yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, situasi di Washington kini sudah lebih tenang. Pemerintahan Presiden Donald Trump mulai membuka diri kepada Joseph 'Joe' Biden, sang pemenang pemilihan presiden (pilpres), untuk melakukan transisi kekuasaan.
US General Services Administation, lembaga yang mengurus pemindahan kekuasaan, mengizinkan Biden untuk memulai proses transisi. Biden sudah boleh mendapatkan akses dan sumber daya. Biden dan timnya kini sudah bisa memperoleh pendanaan dari anggaran negara dan mendapatkan informasi harian seputar kondisi keamanan nasional.
Transisi kekuasaan juga ditandai oleh mulai munculnya sejumlah nama untuk mengisi pos menteri ke pemerintahan Biden. Salah satunya adalah Janet Yellen, eks Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), yang menjadi kanddat kuat menggantikan Steven Mnuchin sebagai Menteri Keuangan.
Jika benar terpilih, maka Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Keuangan AS dalam 231 tahun terakhir. Yellen dikenal sebagai sosok yang disegani oleh Kongres AS, pelaku pasar, dan dunia usaha.
"Yellen akan menjadi figur yang dipercaya dan kuat dalam menavigasi pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona," ujar Tim Adams, Presiden Institute of International Finance, seperti dikutip dari Reuters.
Namun bukan berarti Yellen tidak akan menghadapi tantangan. Salah satu janji kampanye Biden adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Orang Pribadi berpendapatan tinggi. Sesuatu yang bakal menemui kendala, karena Partai Republik sepertinya masih akan menjadi penguasa di Senat.
"Namun Yellen adalah seseorang yang tahu bagaimana mencari kesepakatan. Yellen tahu bagaimana cara berargumen, dia bukan seseorang yang penakut," tegas Julie Coronado, Presiden MacroPolicy Perspectives dan mantan Ekonom The Fed yang pernah bekerja dengan Yellen, seperti diberitakan Reuters.
(aji/aji)