
Kabar Gembira, RI (Mungkin) Tak Akan Resesi!

Sentimen ketiga, ada kabar yang cukup melegakan. Tidak seperti negara-negara lain, Indonesia berpeluang untuk terhindar dari resesi.
Pada kuartal I-2020, ekonomi Tanah Air tumbuh 2,97% year-on-year (YoY) dan pada kuartal II-2020 kemungkinan mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Pemerintah memperkirakan ekonomi April-Juni 2020 terkontraksi -4,3% sementara proyeksi Bank Indonesia (BI) adalah sekitar -4%.
Jika pada kuartal III-2020 ekonomi kembali negatif, maka Indonesia resmi masuk resesi. Namun ada kemungkinan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada Juli-September tahun ini.
"Kalau penanganan (virus corona) efektif dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020 dengan positive growth 0,4% dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3%. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan tahun akan bisa tetap di zona positif," ungkap Sri Mulyani.
Sejauh ini, tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional sudah terlihat bahkan sejak bulan lalu. Pada Juni, ekspor Indonesia sudah tumbuh 2,28% YoY setelah tiga bulan beruntun mengalami kontraksi.
Kemudian Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada naik dari 77,8 pada Mei menjadi 83,8 pada Juni. Walau masih di bawah 100, pertanda bahwa konsumen kurang pede menghadapi kondisi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan, tetapi ada perbaikan.
Lalu ada Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur, yang menggambarkan optimisme dunia usaha. Pada Juni, PMI manufaktur Indonesia berada di 39,1, naik ketimbang Mei yang sebesar 28,6. Masih di bawah 50, berarti industriawan belum melakukan ekspansi, tetapi ada tanda pemulihan.
"Laju penurunan PMI manufaktur Indonesia menunjukkan perlambatan pada Juni seiring pelonggaran upaya penanganan penyebaran virus corona. Dengan ekspektasi pelonggaran Pembatasan Sosial BerskalaBesar (PSBB) dan kehidupan yang berangsur normal, sentimen dunia usaha meningkat ke level tertinggi sejak Januari. Dunia usaha sudah siap untuk meningkatkan produksi," sebut Bernard Aw, Principal Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.
Semua ini bisa terus membaik pada bulan-bulan ke depan, sehingga harapan ekonomi Indonesia tumbuh positif pada kuartal III-2020 bukan cuma pepesan kosong. Namun ada syaratnya, kasus corona harus lebih terkendali agar PSBB tidak diketatkan lagi.
Sebab kalau PSBB ketat lagi, kelar sudah. Mana bisa ekonomi tumbuh, pengangguran dan kemiskinan turun, kalau masyarakat dipaksa harus kembali #dirumahaja.
