Chatib Basri: PSBB Tak Bisa Lama-lama, Bahaya Pengangguran

Lidya Julita, CNBC Indonesia
28 July 2020 17:17
INFOGRAFIS, Ngeri!, Gelombang PHK Kedua
Foto: Infografis/Gelombang PHK/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan Indonesia tidak bisa menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam waktu lama. Terutama bagi masyarakat kelompok menengah ke bawah.

Menurutnya, Indonesia tidak memiliki program pembiayaan bagi pengangguran sehingga orang miskin harus tetap bekerja tanpa ada pilihan.

"Di Indonesia hanya orang kaya yang bisa menganggur karena kita tidak punya tunjangan pengangguran. Yang menengah bawah nggak punya pilihan, mereka harus kerja, kerja apa saja," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (28/7/2020).

Selain itu, jika pemerintah ingin masyarakat tinggal di rumah maka harus memberikan uang untuk biaya mereka hidup. Namun, ini tidak dimiliki pemerintahan Indonesia.

Dengan kondisi tersebut, maka tidak heran banyak masyarakat yang tetap 'bandel' keluar rumah. Karena mereka memang tidak memiliki pilihan meski ingin tinggal di rumah.

"Kalau kita minta orang tinggal di rumah kita harus bayar mereka. Itu yang jelaskan mengapa India, Meksiko sulit sekali melakukan PSBB atau lockdown, karena jaminan sosial kita nggak cukup," kata dia.

"Artinya kebijakan PSBB akan bias kalau perlindungan sosialnya disiapkan. Siapa yang bisa tinggal di rumah adalah mereka yang punya tabungan," tambahnya.

Chatib mengaku sejak awal sudah memprediksi yang paling cepat terjadi perbaikan adalah pasar tradisional. Namun, karena protokol kesehatan yang kurang makan bisa menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

"Karena yang miskin nggak punya pilihan, harus kerja, makanya saya katakan bahwa recover segera tuh pasti traditional market," tuturnya.

Oleh karenanya, ia menyarankan pemerintah agar bisa memberikan perlindungan sosial yang cukup sehingga masyarakat bisa punya pilihan untuk tinggal di rumah.

"Makanya kalau kita mau minta PSBB berjalan baik, kita harus kasih perlindungan dan nanti kasih implikasi ke kebijakan."


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih, 19 Juta Pekerja Masih Terdampak Pandemi Corona!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular