
Sedih, 19 Juta Pekerja Masih Terdampak Pandemi Corona!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih berdampak ke pasar tenaga kerja. Lebih dari 19 juta pekerja merasakan dampaknya, paling banyak adalah pengurangan jam kerja.
Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), menyebut per Februari 2021 masih ada 19,1 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi. Jumlah itu adalah 9,3% dari total penduduk usia kerja.
Masih masih tinggi, tetapi lebih baik ketimbang posisi Agustus 2020. Kala itu, jumlah pekerja yang terdampak pandemi mencapai 29,12 juta orang (14,28%).
![]() |
"Artinya, dampak pandemi tidak sedalam Agustus. Terjadi perbaikan tetapi belum sepenuhnya fully recover," kata Suhariyanto, dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (5/5/2021).
Dari 19,1 juta pekerja yang terdampak pandemi, lanjut Suhariyanto, sebanyak 1,62 juta terlempar dari angkatan kerja. Kemudian 1,11 juta orang sementara tidak bekerja.
Dampak paling banyak adalah masih bisa bekerja, tetapi dengan pengurangan jam kerja (shorter hours). Jumlahnya mencapai 15,72 juta orang.
Pandemi yang masih membayangi membuat angka pengangguran masih tinggi. Pada Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah 6,26%. Lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,94%.
"Namun dibandingkan Agustus 2020 ada perbaikan karena saat itu TPT adalah 7,07%. Membaik tetapi belum normal," kata Kecuk.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Januari, Klaim Pengangguran AS Melonjak Jadi 230 Ribu