
Newsletter
Awas Terpeleset Minyak!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 December 2018 05:24

Sentimen ketiga, yang juga akan menguntungkan rupiah, adalah perkembangan nilai tukar dolar AS yang masih melemah. Pada pukul 04:41 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,07%.
Seperti kemarin, investor masih menantikan rapat The Fed yang semakin dekat. Akan tetapi, sepertinya semakin dekat ke pelaksanaan rapat yang ada malah kemungkinan kenaikan suku bunga jadi semakin tipis.
Mengutip CME Fedwatch, kini probabilitas Jerome 'Jay' Powell dan sejawat menaikkan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25-2,5% adalah 68,9%. Kemarin, posisinya masih di 72,3% dan sepekan lalu ada di 75,8%.
Proyeksi perlambatan ekonomi AS dan dunia membuat pelaku pasar mulai mengubah taruhannya. Kemungkinan The Fed menahan suku bunga kini menjadi semakin besar. Ada peluang The Fed sudah mulai dovish pada bulan ini, lebih awal dari perkiraan sebelumnya yaitu tahun depan.
Dampaknya, dolar AS masih akan dijauhi oleh pelaku pasar. Apalagi dolar AS juga kehilangan kemolekannya karena imbal hasil (yield) obligasi AS yang semakin menurun. Pada pukul 04:52 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 3,6 bps.
Yield di pasar sekunder akan menjadi patokan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Ketika yield turun, maka kupon tentu menjadi rendah dan kurang menarik. Pasar obligasi AS yang kurang atraktif ini membuat permintaan terhadap greenback ikut turun sehingga nilainya melemah.
Rupiah bisa memanfaatkan situasi ini dengan kembali mencatat penguatan. Jika rupiah kembali menguat hari ini, maka akan menjadi apresiasi selama 3 hari beruntun.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Seperti kemarin, investor masih menantikan rapat The Fed yang semakin dekat. Akan tetapi, sepertinya semakin dekat ke pelaksanaan rapat yang ada malah kemungkinan kenaikan suku bunga jadi semakin tipis.
Mengutip CME Fedwatch, kini probabilitas Jerome 'Jay' Powell dan sejawat menaikkan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25-2,5% adalah 68,9%. Kemarin, posisinya masih di 72,3% dan sepekan lalu ada di 75,8%.
Proyeksi perlambatan ekonomi AS dan dunia membuat pelaku pasar mulai mengubah taruhannya. Kemungkinan The Fed menahan suku bunga kini menjadi semakin besar. Ada peluang The Fed sudah mulai dovish pada bulan ini, lebih awal dari perkiraan sebelumnya yaitu tahun depan.
Dampaknya, dolar AS masih akan dijauhi oleh pelaku pasar. Apalagi dolar AS juga kehilangan kemolekannya karena imbal hasil (yield) obligasi AS yang semakin menurun. Pada pukul 04:52 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 3,6 bps.
Yield di pasar sekunder akan menjadi patokan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Ketika yield turun, maka kupon tentu menjadi rendah dan kurang menarik. Pasar obligasi AS yang kurang atraktif ini membuat permintaan terhadap greenback ikut turun sehingga nilainya melemah.
Rupiah bisa memanfaatkan situasi ini dengan kembali mencatat penguatan. Jika rupiah kembali menguat hari ini, maka akan menjadi apresiasi selama 3 hari beruntun.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular