Sentimen selengkapnya terkait proyeksi pergerakan pasar keuangan hari ini, Senin (6/1/2025), silahkan bisa dibaca pada halaman tiga artikel ini.
Membahas soal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan pertama tahun ini dengan pergerakan yang cukup ceria. Pada perdagangan Jumat (3/1/2024) IHSG berakhir naik tipis 0,02% ke posisi 7.164,43.
IHSG masih berada di level psikologis 7.100, setelah sempat mendekati level psikologis 7.200 di awal sesi I perdagangan akhir pekan lalu.
Penguatan harian tersebut, menandai penguatan tiga hari beruntun pada pekan pertama tahun ini, setelah sebelumnya pada Desember 2024 IHSG loyo, sempat jatuh di bawah 7000. Dengan demikian, seminggu terakhir ini IHSG berhasil melesat 2,59%.
Tiga indeks acuan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak menghijau pada penutupan perdangangan Jumat (3/1/2025). Saham teknologi masih jadi pendorong utama penguatan.
S&P 500 (SPX) ditutup melonjak 73,92 poin atau 1,26% ke posisi 5.942,47, kemudian Dow Jones Industrial Average (DJI) melesat 339,86 poin atau 0,80% menjadi 42.732,13 dan Nasdaq Composite (IXIC) melejit 340,88 poin atau 1,7% menuju 19.621,68.
Rally pasar saham pada hari terakhir pekan lalu utamanya didorong sektor teknologi. Tercatat Saham produsen chip Nvidia melonjak 4,7%, saham Super Micro Computer, pembuat server, melesat 10,9%.
Tren kenaikan harga saham dua perusahaan tersebut masih tersengat efek investasi berkelanjutan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).
Microsoft juga turut memeriahkan sentimen positif dengan pengumuman rencana investasi sebesar US$ 80 miliar untuk pusat data berteknologi AI pada tahun ini.
Lalu, saham perusahaan energi seperti Constellation Energy dan Vistra juga terangkat, masing-masing menguat 4% dan 8,5%.
Pelaku pasar nampak melakukan aksi jual setelah menutup pergerakan gemilang 2024 lalu. Ini terjadi sebagai respon antisipasi terhadap ekspektasi melambatnya laju penurunan suku bunga bank sentral dan prospek kebijakan kontroversi Trump.
Di sisi ekonomi, indeks manajer pembelian (PMI) Institute for Supply Management (ISM) (USPMI=ECI), mencatat perbaikan data perbaikan dengan naik 0,9 poin menjadi 49,3. Ini menjadi yang tertinggi sejak Maret, meskipun masih di area kontraksi.
Adapun pasar kini akan mengarahkan perhatian pada pekan ini terkait data payroll yang akan menunjang keputusan The Fed dalam kebijakan moneternya. Lalu berlanjut, pada pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump yang diperkirakan akan mengambil sumpah jabatan pada 20 Januari mendatang.
Halaman 3 >>
Perdagangan pasar keuangan Tanah Air pada pekan ini akan diwarnai banyak sentimen, baik dari global maupun nasional. Pasar juga diperkirakan bisa lebih volatile ditengah harapan hadirnya fenomena January Effect.
Sementara terkhusus pada hari ini, sentimen di Tanah Air akan fokus pada konferensi pers APBN Kita, kemudian dari eksternal baik AS dan China akan lebih banyak seputar data PMI.Â
Berikut rincian sentimen sepanjang pekan ini :
Amerika Serikat (AS)
Dimulai dari negeri Paman Sam, pada Senin ini (6/1/2025) akan ada rilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Composite S&P Global dan Jasa periode Desember 2024.
Indeks PMI Composite S&P Global diperkirakan naik menjadi 56,6 pada Desember 2024 dari 54,9 pada November. Jika sesuai ekspektasi, ini akan menunjukkan kinerja terkuat dari aktivitas sektor swasta sejak Maret 2022 yang dipicu oleh lonjakan di sektor jasa (58,5, tertinggi sejak Oktober 2021, vs 56,1), sementara sektor manufaktur masih turun semakin dalam (48,3, terendah dalam tiga bulan, vs 49,7).
Tingkat aktivitas meningkat dengan laju lebih tinggi sebagai respons terhadap penguatan permintaan. Pesanan baru naik pada laju tercepat sejak April 2022 dan lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan.
Selain itu, tekanan inflasi semakin mereda meskipun ada lonjakan dalam inflasi biaya input di sektor manufaktur. Akhirnya, ekspektasi perusahaan terhadap output di tahun mendatang juga meningkat, mencapai level tertinggi dalam dua setengah tahun, mencerminkan optimisme yang meningkat tentang kondisi bisnis di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
Kemudian, PMI Jasa Global AS S&P diperkirakan naik menjadi 58,5 pada Desember 2024, dari 56,1 pada November, sementara analis memperkirakan akan turun menjadi 55,7.
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan terkuat di sektor jasa sejak Oktober 2021, karena pesanan baru untuk jasa meningkat pada tingkat yang tidak terlihat sejak Maret 2022 dan lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya sejak Juli. Di sisi harga, pertumbuhan biaya melambat ke level terendah dalam empat setengah tahun, sebagian karena pertumbuhan upah yang lebih lemah.
Keyakinan sektor jasa adalah yang tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun, terkait dengan ekspektasi pemerintahan yang lebih ramah bisnis di bawah Kepresidenan Trump, terutama dalam hal regulasi yang lebih longgar dan proteksionisme yang meningkat.
Selain itu rapat FOMC dan data klaim pengangguran awal hingga berkelanjutan AS juga akan menghiasi pasar keuangan pekan ini.
China
Berikutnya, dari negeri tirai bambu, akan terdapat beberapa data ekonomi yang tentu saja dapat menggairahkan pasar keuangan RI, mengingat negeri ini merupakan mitra terbesar dalam hal perdagangan.
Pada Senin (6/1/2025), China akan merilis data PMI Jasa Caixin China periode Desember 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Caixin China turun ke 51,5 pada November 2024 dari level tertinggi tiga bulan pada Oktober sebesar 52,0, meleset dari prakiraan pasar sebesar 52,5.
Laporan terbaru mengindikasikan perlambatan pertumbuhan bisnis baru dan penjualan luar negeri. Sementara itu, lapangan kerja meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun hanya sedikit, dengan kenaikan sederhana dalam tumpukan pekerjaan untuk bulan keempat.
Di sisi biaya, inflasi harga input turun ke level terendah dalam 53 bulan, tetap di bawah rata-rata seri. Harga output turun untuk ketiga kalinya dalam empat bulan, karena persaingan yang semakin ketat.
Berlanjut pada esok harinya, Selasa (7/1/2025), terdapat data cadangan devisa China periode Desember 2024. Pada periode sebelumnya, cadangan devisa China naik sebesar US$4,8 miliar menjadi US$3,266 triliun pada November 2024, melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan menjadi US$3,23 triliun dan naik dari US$3,261 triliun pada Oktober.
Kenaikan tersebut terjadi karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya. Bulan lalu, yuan terdepresiasi sebesar 1,8% terhadap dolar, sementara dolar menguat sebesar 1,8% terhadap mata uang utama lainnya.
Sementara itu, cadangan emas Tiongkok meningkat menjadi 72,96 juta troy ons, setelah tetap stagnan di angka 72,80 juta troy ons dalam enam bulan sebelumnya. Namun, nilainya turun menjadi US$193,43 miliar dari $199,06 miliar pada Oktober, sejalan dengan penurunan harga emas.
Dan, pada Rabu (8/1/2025) China akan merilis data inflasi periode Desember 2024. Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan China secara tak terduga turun menjadi 0,2% pada November 2024 dari 0,3% pada bulan sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,5% dan menandai angka terendah sejak Juni.
Indonesia
Beralih ke sentimen dalam negeri, pada Senin pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB akan ada Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Januari.
Hari ini, pemerintah akan mengumumkan realisasi APBN 2024, mulai dari pendapatan negara hingga pajak.
Menarik disimak seberapa besar pendapatan negara, terutama pajak sepanjang 2024. Patut dilihat pula seberapa besar defisit anggaran 2024 serta realisasi belanja negara
Kemudian, pada Rabu (8/1/2025) akan ada rilis data penjualan sepeda motor Indonesia periode Desember 2024. Sebelumnya, mengutip data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), pada periode November 2024 industri sepeda motor Indonesia sukses menjual 512.942 unit motor, turun tipis dari penjualan bulan Oktober 2024 yang mencatatkan angka 544.392 unit.
Sejak Januari hingga November, industri roda dua Indonesia sukses memasarkan motor sebanyak 5.929.830 unit. Angka tersebut naik tipis dari periode Januari-November tahun 2023 lalu yang mencatatkan angka penjualan 5.809.959 unit.
Masih pada hari yang sama, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa Indonesia periode Desember 2024.
Sebelumnya, BI melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir November 2024 US$150,2 miliar. Realisasi tersebut turun US$1 miliar dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2024.
Cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Berlanjut pada Kamis (9/1/2025), terdapat data Kepercayaan Konsumen Indonesia periode Desember 2024. Pada periode sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2024 yang tercatat sebesar 125,9. IKK mulai merangkak naik dari posisi sebelumnya yaitu 121,1, tepatnya selepas Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden.
Berdasarkan kategori pengeluaran, keyakinan konsumen di bulan November 2024 tercatat meningkat untuk seluruh kategori. Peningkatan IKK tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran >Rp5 juta.
Peningkatan IKK didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 113,5 dan 138,3, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 109,9 dan 132,4.
Adapun IKE dan IEK tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya.
Dan pada akhir pekan, Jumat (10/1/2025) terdapat data penjualan mobil Indonesia periode Desember 2024 dan penjualan ritel Indonesia periode November 2024.
Pada periode sebelumnya, penjualan mobil hingga November 2024 turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Data pada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan sepanjang Januari hingga November 2024, total penjualan mobil secara whole sales sebesar 784.788 unit. Ini turun 14,7% secara tahunan (yoy) dari periode 2023 sebesar 920.518 unit. Penjualan retail juga turun 11,2% (yoy) menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibanding 908.473 unit pada periode yang sama 2023.
Adapun, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada November 2024. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 yang diprakirakan mencapai 211,5 atau tumbuh 1,7% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya.
Perkembangan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
US S&P Global Composite PMI Final periode Desember 2024
US S&P Global Service PMI Final periode Desember 2024
China Caixin Service PMI periode Desember 2024
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Cum date dividen TOWR
Ex date dividen ACRO
Cum date right issue CCSI
RUPS TCPI
Hari terakhir penawaran umum saham IPO RATU, KSIX, dan YOII
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.