Jangan Khawatir, Daging &Susu Sapi Terkena PMK Aman Dimakan

Maesaroh, CNBC Indonesia
05 July 2022 13:15
Pemeriksaan PMK Hewan Kurban
Foto: Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang dengan menggunakan pakaian alat pelindung diri melakukan pengecekan kesehatan sapi yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) di area Kecamatan Cipondoh, Tangerang, Banten, Rabu (15/6/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tidak akan menular kepada manusia. Karena itulah, daging dan susu dari ternak yang terkena PMK aman dikonsumsi.

Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) drh. Denny Widaya Lukman menegaskan PMK bukanlah penyakit zoonis atau yang bisa menular ke manusia.

Manusia juga tidak memiliki jaringan sel yang bisa menjadi inang virus PMK sehingga virus tersebut tidak bisa berkembang biak pada tubuh manusia.

"Daging dan susu yang berasal dari hewan yang sakit PMK aman dikonsumsi. Virus PMK tidak menular ke orang dan tidak menyebabkan orang sakit. Virus itu harus bisa menempel pada jaringan yang tepat. Di dalam sel tubuh manusia tidak memiliki tempat untuk menempel virusnya itu," tutur Denny, kepada CNBC Indonesia.

Denny mengingatkan himbauan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencuci bagian hewan ternak seperti jeroan, bibir, lidah, kepala, kaki bagian bawah, buntut, dan tulang lebih pada mencegah penyebaran kepada sesama hewan.

"Direbus itu mematikan virus jika hewannya tertular sehingga kita tidak makin menyebarkan PMK ke lingkungan yang berpotensi menularkan ke hewan yang sehat," imbuhnya.

Dilansir dari Kementan, PMK atau
Food and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus. Hewan yang rentan tertular yaitu sapi, kerbau, unta, gajah, rusa kambing, domba dan babi.

Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain bisa melalui kontak dengan air liur dan leleran hidung. Penularan bisa juga melalui kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK, seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk dari hewan.

Denny mengatakan daging mentah memang perlu dimasak sebelum dikonsumsi. Namun, langkah tersebut merupakan upaya yang normal untuk mencegah masuknya kuman melalui makanan.

"Dari aspek kesehatan kita sebaiknya memang makan dengan makanan yang dimasak matang. Bukan karena virus PMK tetapi dikhawatirkan akan ada kuman yang masuk melalui makanan," ujar Denny.

Denny mengingatkan pengalaman masa lalu juga membuktikan kekhawatiran penularan PMK ke manusia tidak terbukti.
Wabah PMK pernah beberapa kali menyebar di Indonesia. Namun, wabah tersebut sudah berlalu puluhan tahun sehingga saat penyakit PMK muncul kembali maka kekhawatiran meningkat. Terlebih, penyebaran PMK terjadi saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.

"Generasi yang sekarang belum pernah menghadapi PMK dan baru saja terkena pandemi. Jadi mungkin khawatir. Tapi tidak usah panik. Sekali lagi tidak usah khawatir karena PMK tidak menular ke manusia," ujarnya.

Dilansir dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, PMK pertama kali dilaporkan pada pada tahun 1887 di Malang, Jawa Timur.

Penyakit tersebut dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, seperti pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.

PMK kembali mewabah pada dekade 1970-an. Indonesia melakukan vaksinasi masal terhadap hewan ternak untuk membasmi PMK hingga pada 1986 Kementerian Pertanian melalui Surat Keputusan Menteri Nomor 260/1986 menyatakan bahwa Indonesia bebas PMK. 
Pada 1990,
Resolusi OIE no XI tahun 1990 juga menyatakan Indonesia bebas dari PMK.

Setelah tiga dekade hilang, Indonesia melaporkan kasus PMK pada Mei tahun ini. Data siagapmk.id pada Selasa (5/7/2022) pukul 11:15 WIB menunjukkan penyebaran virus PMK sudah merambah ke 21 provinsi dan 231 kabupaten/kota. PMK sudah menular kepada 318.155 hewan ternak di mana 2.022 mati. 

Denny menambahkan kekhawatiran masyarakat yang berlebihan bisa merugikan peternak. Terlebih, saat ini peternak seharusnya mendapatkan banyak keuntungan karena permintaan naik menjelang Hari Raya Idul Adha.

Dia menjelaskan sangat penting bagi panitia untuk mengetahui gejala PMK pada hewan kurban untuk menghindari penyebaran lebih lanjut. Gejala PMK di antaranya adalah lepuh di atas dan celah di antara dua kuku, air liur yang berlebihan, atau sariawan pada mulut.

Denny berharap agar daging potong kurban bisa segera dibagi maksimal lima jam setelah pemotongan. Mengolah daging kurban hingga matang atau dipanaskan dan diolah dalam bentuk kornet bisa dilakukan untuk mematikan bakteri. Daging juga bisa disimpan di freezer untuk menjaga kesegaran.

Selain matinya ternak, penyebaran PMK juga menimbulkan persoalan lain yakni menurunnya produksi susu.

Susu sapi di dalam negeri mengalami penurunan produksi secara tajam akibat PMK. Kalangan peternak pun mengungkapkan bahwa penurunan produksi tidak bisa dicegah.

"Di Pengalengan (Bandung, Jawa Barat), salah satu penghasil susu segar di Jabar itu hampir 6.000 ekor tertular dan produksi menurun, biasa 75 ton sekarang 45 ton, tinggal 50%," katanya Ketua Umum Komite Pendayagunaan Pertanian (KKP) Teguh Boediyana kepada CNBC Indonesia, Senin (4/7/22).

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular