Alamak! Harga Rumah 'Terjun Payung', Stok Numpuk di Mana-mana

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Minggu, 21/11/2021 11:56 WIB
Foto: Rumah dijual. (Dok: Rumah.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membawa tekanan baru bari industri properti. Meski situasi mulai membaik, hingga kini dampaknya tetap terasa dimana harga rumah pun mengalami penurunan.

Hal ini terlihat dari laporan bulanan bertajuk Flash Report edisi Oktober dari Rumah123.com. "Kota Surabaya dan Semarang mencatatkan penurunan harga secara month-on-month masing-masing sebesar 1,0% dan 0,6%," tulis Rumah123.com dalam keterangan resminya, Minggu (21/11/21).


Penurunan dan kenaikan harga memang variatif, ada beberapa wilayah yang ternyata mengalami kenaikan harga. Meski demikian, penurunan harga di dua kota besar seperti Semarang dan Surabaya menjadi gambaran sektor properti belum sepenuhnya pulih.

Selain itu, Ibu kota Sumatera Utara Medan juga terkena dampak. "Harga rumah seken di Medan menurun 3,1%," tulisnya.

Aksi jual properti dengan harga miring banyaknya dilakukan oleh orang yang terhimpit oleh keadaan, atau benar-benar butuh uang (BU). Ketika penawaran dengan diskon kecil belum juga berdampak terhadap transaksi penjualan, maka langkah selanjutnya ialah menawarkan dengan harga super miring.

Namun, tidak selamanya hal itu berjalan baik. Banyak konsumen yang menahan pembelian dalam transaksi properti.

"Menurut Indeks Suplai Rumah Seken dari 99/R123, volume suplai meningkat 2,0% pada bulan Oktober 2021 dari September 2021," sebut laporan itu lagi.

Meski begitu, Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus, mengatakan bahwa ada optimisme besar yang menunggu pasar perumahan. Ia menyebut bahwa pertumbuhan penduduk dan rumah tangga baru sangat membutuhkan properti.

"Kita lihat semoga tahun depan sudah mulai terjadi kenaikan lebih signifikan, sekarang kenaikan minim. Kalau semua berjalan lancar, pandemi bisa dikontrol diharapkan tahun depan mulai structural recovery," sebutnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks harga properti residensial (IHPR) di sejumlah kota di Indonesia mengalami pertumbuhan melambat secara tahunan (year on year/yoy) pada Kuartal III-2021. Kendati demikian, terdapat dua kota yang mengalami indeks penurunan harga secara tahunan pada Kuartal III-2021, yakni di Bandar Lampung dan Padang.

Berdasarkan survei harga properti residensial (SHPR) Kuartal III-2021 yang telah dirilis BI menunjukkan, IHPR di Bandar Lampung pada Kuartal III-2021 mencapai 206,65 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 209,96. Namun secara kuartalan (qtq), IHPR di Bandar lampung terlampau meningkat, yakni pada Kuartal II-2021 mencapai 205,8.

Sementara itu, IHPR di Padang pada Kuartal III-2021 mengalami penurunan secara kuartalan, namun meningkat secara tahunan. Di mana pada IHPR di Padang pada Kuartal III-2021 mencapai 197,89 atau lebih rendah dibandingkan Kuartal II-2021 yang mencapai 198,23 tapi meningkat dibandingkan Kuartal III-2020 yang mencapai 195,99.


(tps/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menteri Ara : Sektor Perumahan Tak Butuh Utang Luar Negeri