
Harga Rumah Elite di DKI Jakarta Crash, Drop Sampai 50%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga properti seken di kawasan elite DKI Jakarta seperti Pondok Indah, Menteng, Kelapa Gading terjun bebas. Banyak pemilik properti di kawasan itu menawarkan harga miring. Hal ini konsekuensi dari harga yang sudah over value dan tekanan pandemi yang berkepanjangan.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan fenomena maraknya penjualan rumah mewah di DKI Jakarta sudah terjadi semenjak semester kedua tahun 2020 lalu. Hal ini membuat harga rumah mewah bekas semakin menurun di beberapa titik, khususnya di kawasan Pondok Indah, Kelapa Gadung, dan Pluit.
"Koreksi harga bisa mencapai 50% di beberapa titik, tapi tidak menyeluruh. Kalau sampai menyeluruh pasar properti bisa crash," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Menurut Ali masuk pada tahun 2021 kondisi sudah mulai mereda tapi dengan adanya penerapan PPKM Darurat dan optimisme pemulihan ekonomi yang semakin menurun membuat koreksi terjadi kembali. Sehingga ada potensi koreksi harga kembali pada kuartal III-2021 khusus segmen atas di kawasan elite Jakarta.
"Pola pasar sangat tidak stabil, harga properti yang sudah terlalu tinggi over value akan terkoreksi tinggi. Di sisi lain ini akan membuat harga lebih realistis," jelasnya.
Menurut Ali permintaan rumah mewah juga masih ada. Sehingga momen ini dapat dimanfaatkan orang berduit untuk mengoleksi hunian di kawasan elite. Walaupun kondisi saat ini bagi orang berduit akan membeli jika harga benar-benar sudah sangat murah.
"Orang yang punya uang masih banyak, tapi dia akan beli kalau harga benar-benar murah. Khususnya untuk pasar yang di atas Rp 5 miliar," katanya.
Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis juga mengakui kalau saat ini penjualan rumah mewah bekas sedang marak terjadi, yang membuat koreksi pada harga yang terjun bebas.
"Sekarang pilihan banyak, banyak yang mau jual, dimana-mana orang mau jual, harga akan koreksi," katanya.
Riset Rumah.com harga rumah di DKI Jakarta salah satu yang mengalami penurunan harga 0,44% di kuartal pertama 2021. Wilayah dengan penurunan harga yang paling besar mencapai 1,52% dibanding kuartal IV 2020. Sementara Jakarta Selatan turun tajam 1,19% dibanding kuartal sebelumnya.
"Jakarta Pusat dan Selatan merupakan kawasan properti kelas atas, kedua wilayah ini memiliki harga per meter persegi yang tertinggi di antara wilayah Jakarta dan lainnya. Penurunan terjadi karena permintaan untuk harga di kisaran ini memang sedang rendah," kata Country Manager Rumah.com Marine Novita.
Menurut Marine, rumah di Jakarta masih tidak mampu dicapai oleh kebanyakan pencari properti hunian saat ini. Permintaan properti berasal pada kisaran harga Rp 300 juta - Rp 1,5 miliar sementara harga di Jakarta dimulai dari Rp 2,2 miliar ke atas.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rumah Mulai Tanda-Tanda Lompat Lagi, 'Digoreng'?