
Efek PPKM Darurat Mulai Nendang, Pedagang Ngeluh Pasar Sepi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan masyarakat di pasar tradisional menurun karena adanya pembatasan mobilitas dari penerapan PPKM Darurat sampai 20 Juli nanti. Imbasnya banyak pedagang pasar yang ogah berjualan karena pendapatan menurun.
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menjelaskan banyak pedagang pasar yang ogah berjualan, karena kunjungan pembeli juga semakin sedikit.
"Ini hari ke empat penerapan PPKM Darurat, jumlah kunjungan ke pasar semakin sedikit karena adanya pembatasan. Pedagang juga banyak yang tutup tidak ada yang beli makanya tidak mau berjualan sementara," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Dia menampik isu kalau banyaknya pedagang pasar yang tidak berjualan karena permasalahan atau keterlambatan distribusi produk bahan pokok. Tapi Memang pedagang tidak mau berjualan sementara karena kunjungan pasar menurun.
"Bukan karena stok, tapi memang pintu pasar sudah dijaga supaya tidak ada keramaian. Jam buka juga dibatasi sampai pukul 13.00 saja, pedagang banyak yang memilih tidak jualan karena kurang laku, karena dagang di pasar juga ada ongkos untuk jualan," katanya.
Ngadiran hanya berharap penerapan aturan PPKM Darurat sampai 20 Juli berhasil menekan penyebaran Covid - 19. Sehingga tidak lagi ada perpanjangan setelah periode pertama ini.
Dari Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 875 Tahun 2021 tentang Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Corona Virus Disease 2019, dijelaskan kalau pasar tradisional dibatasi sampai dengan pukul 13.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50%.
Berkurangnya jam operasi pasar ini, menurut Ngadiran pedagang kehilangan pengunjung pasar yang biasanya cukup ramai pada sore hari. Menurutnya kunjungan pasar paling ramai pada pagi hari, dan cukup ramai pada sore hari.
Dari pantauan CNBC Indonesia pada pukul 10.00, di Pasar Pedagang Kaki Lima Kramat Jati, Jalan Raya Bogor KM 18, RT 012 RW 04 Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati juga sepi dari pengunjung. Hanya beberapa kios sayur yang berjualan.
Pasar ini didatangi warga sekitar untuk mendapat kebutuhan sehari-hari. Beda dengan pasar Induk Kramat Jati yang biasanya didatangi untuk keperluan yang lebih besar seperti kebutuhan catering, warung, dan toko.
Menurut pengakuan salah satu pedagang Ian (bukan nama asli) omset jualan sayur hari ini tidak mencapai satu juta, karena pengunjung pasar yang semakin sedikit.
"Paling ratusan ribu biasanya kalau ramai bisa satu juta. Mungkin juga karena hari kerja. Hari minggu kemarin sih lebih lumayan," jelasnya.
Di pasar itu tidak hanya pedagang sembako yang tutup tapi, Rumah makan, toko elektronik, hingga bengkel juga terpantau tutup hanya beberapa yang buka dengan membuka setengah pintu gerainya. Mobil patroli dan satpol PP juga terlihat mengelilingi jalan Raya Bogor mengimbau jangan ada keramaian.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Separah Apa Ledakan Covid-19 di Daerah Kamu, Cek di Sini!