Internasional

Dari Eropa ke Australia, Dunia Kutuk 'Tragedi' Capitol AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 January 2021 13:45
Electoral College Protests Trump Michigan

Jakarta, CNBC Indonesia - Unjuk rasa untuk menolak penetapan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) berlangsung ricuh. Massa pendukung Donald Trump yang berkumpul di Washington DC itu berhasil merangsek masuk ke gedung parlemen AS The Capitol dan mengganggu sidang penetapan Joe Biden sebagai Presiden AS.

Mengetahui hal ini, negara-negara di dunia mengutuk tindakan yang dianggap melukai nilai-nilai demokrasi itu. Dari Eropa hingga Australia, mereka ramai-ramai melontarkan kemarahandan keprihatinannya atas apa yang terjadi di Washington DC.

Berikut daftar negara-negara yang mengutuk hal ini:

- Inggris -

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Twitter mengutuk apa yang terjadi di Capitol. "Pemandangan memalukan di Kongres AS. Amerika mendukung demokrasi di seluruh dunia dan sekarang penting bahwa harus ada transfer kekuasaan yang damai dan teratur," cuitnya.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menambahkan dalam tweetnya sendiri. "AS sangat bangga dengan demokrasi, dan tidak ada pembenaran untuk upaya kekerasan ini untuk menggagalkan transisi kekuasaan yang sah dan tepat," tulisnya.



- Uni Eropa -

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutuk apa yang terjadi dan menyebutnya "serangan terhadap demokrasi AS". "Di mata dunia, demokrasi Amerika malam ini tampak terkepung," cuit Josep Borrell.

 Ia mengatakan hal tersebut tak seperti Amerika. Hasil pemilu 3 November, lanjutnya, harus dihormati sepenuhnya.

- Prancis -

Pemimpin Prancis Emmanuel Macron berkata apa yang terjadi di Washington bukanlah wajah Amerika.  "Kami tidak akan menyerah pada kekerasan beberapa orang yang ingin mempertanyakan demokrasi," katanya.

Hal senada juga diutarakan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. Ia mengutuk kejadian yang ia sebut serangan serius terhadap demokrasi.

- Jerman -

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta pendukung Trump untuk "berhenti menginjak-injak demokrasi". Trump dan pendukungnya, ujar dia, seharusnya menerima keputusan pemilih Amerika.

"Musuh demokrasi akan senang melihat gambar luar biasa ini dari Washington DC," tambahnya. "Kata-kata yang meradang berubah menjadi tindakan kekerasan."

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, yang juga wakil kanselir, juga mengutarakan kecamannya. "Gambar-gambar yang mengganggu dari Washington itu," ujarnya.

Halaman 2>>

- Kanada -

Perdana Menteri Justin Trudeau menulis di akun Twitter bahwa pemandangan di Capitol adalah serangan terhadap demokrasi. "Warga Kanada sangat terganggu dan sedih dengan serangan terhadap demokrasi di Amerika Serikat, sekutu dan tetangga terdekat kami," katanya.

- Australia -

PM Australia Scott Morrison mengutuk kejadian di AS dan menyebutnya pemandangan yang sangat menyedihkan. "Kami mengutuk tindakan kekerasan ini dan menantikan transfer damai Pemerintah ke pemerintahan yang baru terpilih dalam tradisi besar demokrasi Amerika," ucapnya.



- Selandia Baru -

Jacinda Ardern menulis pada akun Twitter bahwa demokrasi tak bisa dibatalkan massa. "Demokrasi, hak rakyat untuk melakukan pemungutan suara, suara mereka didengar dan kemudian keputusan itu ditegakkan secara damai tidak boleh dibatalkan oleh massa," katanya.

PM wanita itu menambahkan bahwa pikiran negaranya bersama semua orang hancur oleh peristiwa hari ini di AS. Ia menegaskan yang dilakukan Trump dan pendukungnya adalah salah. 

- India -

PM India Narendra Modi, sekutu Trump yang telah banyak memuji presiden AS yang akan keluar di masa lalu, mengatakan dirinya terkejut dengan apa yang terjadi.

"Transfer kekuasaan yang tertib dan damai harus dilanjutkan. Proses demokrasi tidak boleh dibiarkan ditumbangkan melalui protes yang melanggar hukum," kata pemimpin nasionalis Hindu itu di Twitter.

- Turki -

Kementerian Luar Negeri Turki mengaku memantau perkembangan yang terjadi di AS. Negeri itu menyerukan pemimpin Paman Sam untuk mengendalikan situasi dan berhati-hati.

"Kami yakin AS akan mengatasi krisis politik internal ini dengan cara yang dewasa," katanya.

Next Page
Halaman 2
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular