Internasional

Heboh AS Tenggelamkan China di LCS dalam 72 Jam, Ini Faktanya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 November 2020 16:02
China US South China Sea

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China menjadi fokus utama setelah Pemilu Presiden (Pilpres) AS selesai. Termasuk bagaimana sikap Presiden terpilih AS Joe Biden ke negeri Tirai Bambu mengenai Laut China Selatan (LCS).

Calon menteri pertahanan AS pun menjadi menarik minat sejumlah pihak. Salah satu nama yang muncul adalah Michele Flournoy, yang sebelumnya menjadi wakil menhan kala Barrack Obama menjadi presiden.



Jika benar Flournoy menjadi menhan Biden, dipastikan pendekatan yang ada ke China bakal semakin keras. Wanita ini memang kerap melontarkan opini keras terhadap apa yang seharusnya dilakukan AS ke China terutama di Laut China Selatan.

Hal 2>>

Dalam tulisannya di jurnal Foreign Affairs pada awal 2020, Flournoy menyerukan peningkatan kehadiran angkatan laut AS di LCS. Dia mengatakan bahwa Washington kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang disengketakan tersebut.

"Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan untuk secara kredibel mengancam untuk menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di LCS dalam waktu 72 jam, para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, katakanlah, meluncurkan sebuah blokade atau invasi Taiwan; mereka harus bertanya-tanya apakah layak mempertaruhkan seluruh armada mereka," tulis Flournoy, dikutip dari Express UK.



Perempuan kelahiran 14 Desember 1960 ini juga belum lama ini menegaskan kembali sikap anti-China dan keinginannya untuk pertahanan Amerika yang lebih kuat di Indo-Pasifik.

"Kita harus memiliki keunggulan yang cukup, yang pertama dan terpenting kita dapat mencegah China menyerang atau membahayakan kepentingan vital kita dan sekutu kita. Itu berarti tekad," kata Flournoy dalam sebuah wawancara dengan Defense News.

Flournoy juga menyoroti keunggulan AS yang unik atas China, dari sisi jaringan sekutu dan mitra, dan menyarankan Washington harus menjangkau negara-negara di kawasan itu untuk bersama-sama melawan China yang otoriter.

Dia mengusulkan latihan militer yang lebih teratur dengan sekutu dan mitra, lebih banyak pejabat senior dan pasukan militer yang dikerahkan di wilayah tersebut dengan cara yang lebih tersebar, dan portofolio langkah-langkah ekonomi, teknologi dan politik selain militer.



Militer AS juga harus lebih mengandalkan kekuatan yang lebih kecil dan lebih gesit seperti kendaraan bawah air tak berawak, dan unit yang sangat bergerak yang dapat bergerak untuk mempersulit perencanaan China.

Namun Flournoy itu juga menginginkan perubahan dari pandangan pemerintahan Trump tentang China selama ini, dan menyatakan keinginan untuk beberapa kerja sama antara Beijing dan Washington.

"Ada serangkaian ancaman, apakah itu mencegah pandemi berikutnya, atau menangani perubahan iklim, atau berurusan dengan proliferasi nuklir Korea Utara di mana, suka atau tidak, kita harus berurusan dengan China sebagai mitra atau kita tidak bisa menyelesaikan masalah," tambahnya.

Sebelum menjadi calon Menhan AS, Flournoy sebelumnya merupakan Wakil Menteri Pertahanan dalam Pemerintahan Presiden ke-44 Barack Hussein Obama II.


Baik pemerintahan Obama dan Donald Trump menolak klaim China secara sepihak atas 80% kawasan perairan LCS dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Selama pemerintahan Obama-Biden, pemerintah China mulai membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatan di jalur air yang luas itu. AS kemudian memulai operasi kebebasan navigasi di wilayah tersebut, berlayar dengan kapal angkatan laut AS di dekat pulau-pulau buatan dan terumbu karang yang dibangun oleh Beijing, menunjukkan bahwa Washington tidak akan mengakui klaim China.

Di bawah Trump, AS telah meningkatkan operasi ini dan secara terbuka menyatakan bahwa "sebagian besar" klaim China atas laut adalah ilegal.

Presiden terpilih Joe Biden tidak membuat pernyataan publik penting tentang LCS tetapi tidak ada indikasi pada tahap ini bahwa dia akan membalikkan kebijakan keras Trump di kawasan itu dan bahkan mungkin memperkuatnya.

Pada tahun 2016, Demokrat hanya mengacu pada perlindungan "kebebasan laut di LCS". Empat tahun kemudian, sekarang secara eksplisit memperingatkan "intimidasi militer China" di wilayah tersebut.

Lebih dari satu kali selama kampanyenya, Biden telah menceritakan kisah tentang bagaimana dia dengan terus terang memberitahu Presiden Xi pada tahun 2013 bahwa AS akan terus menerbangkan pesawat melalui wilayah tersebut, meskipun pemerintah China telah mendirikan Zona Identifikasi Pertahanan Udara.

"(Dia berkata) Anda tidak bisa terbang melalui mereka. Saya mengatakan kami akan terbang melalui mereka ... Kami tidak akan memperhatikan," kata Biden dalam debat keduanya dengan Trump pada Oktober lalu, dikutip dari CNN International.

Biden telah memperkuat posisinya dengan mengabaikan klaim ekspansionis China di Asia Pasifik sejak menjadi presiden terpilih. Dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide, Biden berkomitmen untuk mempertahankan Kepulauan Senkaku yang diperebutkan di Laut Cina Timur, yang diklaim oleh Jepang dan China.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular