
AS-China Makin Panas, Ada Alien vs Predator di Sri Lanka

Jakarta, CNBC Indonesia- Persaingan antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin panas. Bahkan diibaratkan seperti Alien vs Predator.
Hal ini terjadi ketika Kedutaan China di Sri Lanka melontarkan kritikan tajam setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh partai Komunis China menjadi 'predator' selama kunjungan ke Colombo.
"Maaf Pak Menlu @SecPompeo, kami sibuk mempromosikan persahabatan dan kerja sama #China-#SriLanka dan tidak tertarik pada undangan #AlienVsPredator Anda. AS dapat memainkan dua peran dalam waktu yang sama seperti biasanya," tulis Kedubes China tersebut di Twitter, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (29/10/2020).
Cuitan tersebut juga disertai dengan gambar game Alien vs Predator dengan ditambahkan kalimat di bagian bawah, "Episode baru: 3 November 2020", tanggal pemilihan Presiden AS.
Pompeo menghabiskan dua hari di Sri Lanka setelah mengunjungi India. Dia tengah melakukan perjalanan ke Asia Selatan, karena Washington berusaha meningkatkan hubungan di tengah pengaruh politik dan ekonomi China yang tumbuh di wilayah strategis dan penting.
Dalam konferensi persnya, Pompeo menyatakan buruknya investasi China di Sri Lanka. China adalah salah satu mitra dagang dan investor terbesar Sri Lanka. Sebagian besar di bawah Belt and Road Initiative, program investasi bernilai miliaran dolar untuk menghubungkan China dengan Afrika dan Eropa melalui jaringan darat dan maritim.
"Kami melihat dari kesepakatan yang buruk, pelanggaran kedaulatan dan pelanggaran hukum di darat dan laut bahwa Partai Komunis China adalah predator, dan Amerika Serikat datang dengan cara yang berbeda, kami datang sebagai teman, dan sebagai mitra," katanya.
Pernyataan ini membuat hubungan kedua negara semakin panas. Sebagaimana diketahui kunjungan Pompeo terkait memperkuat perlawanan AS pada hegemoni China di Asia, termasuk Laut China Selatan. Pompeo sebelumnya mengunjungi India dan akan mengunjungi RI setelahnya.
Spionase
Sementara itu, kemarin lima orang termasuk tiga warga negara China ditangkap di AS karena diduga terlibat spionase. Namun tiga diantaranya buron. Pejabat penegak hukum AS yakin mereka telah kembali ke China.
Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan bahwa mereka terlibat "Operasi Perburuan Rubah" China, yang melacak individu anti pemerintah Xi Jinping di luar negeri.
"Dengan dakwaan hari ini, kami telah mengubah 'Operasi Perburuan Rubah China' dari para pemburu menjadi yang diburu dan yang dikejar," kata John Demers, asisten jaksa agung untuk keamanan nasional.
AS dan China berkonflik dalam banyak hal. Sebagian menyebut konflik kedua negara adalah bentuk 'Perang Dingin' baru. AS dan China bermasalah sejak 2018, melalui Perang Dagang. Di mana kedua negara saling hajar tarif ekspor-impor.
(sef/sef) Next Article Ngeri, AS Guyur Stimulus Raksasa Rp 5 Ribu T Tekuk China