
Alert! Macron Umumkan Prancis Lockdown, Jerman Close Down

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan negerinya untuk kembali melakukan penguncian (lockdown), Rabu (28/10/2020). Ini dilakukan pascagelombang kedua corona mengancam 'membanjiri' Eropa sebelum musim dingin.
"Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis," kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Reuters.
"Saya telah memutuskan bahwa kita harus kembali ke penguncian untuk menghentikannya."
Lockdown akan mulai berlaku di Prancis Jumat (30/10/2020). Semua orang akan diminta tetap tinggal di rumah kecuali membeli barang penting, medis atau olahraga selama satu jam per hari.
Pekerjaan juga akan dilakukan dari rumah, kecuali pemilik menilai harus dilakukan di kantor atau pabrik. Sekolah akan tetap dibuka.
Namun, siapapun yang meninggalkan rumah harus membawa surat yang mengizinkan mereka berada di luar. Surat ini akan diperiksa polisi.
Pembatasan ketat juga akan dilakukan Jerman mulai 2 hingga 30 November. Ini sesuai kesepakatan Merkel dengan kepala pemerintah negara bagian.
Bar, restoran dan bioskop kembali ditutup. Sekolah akan buka dan toko akan beroperasi dengan batasan ketat.
"Kami perlu mengambil tindakan sekarang," katanya Merkel.
"Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan ini hari ini, tetapi dengan kecepatan infeksi ini, ia akan mencapai batas kapasitasnya dalam beberapa minggu."
Dia meminta seluruh warga tidak melakukan perjalanan yang tak perlu.
Prancis kini mencatat lonjakan kasus harian tertinggi di Eropa. Berdasarkan data Worldometers kemarin, kasus baru bertambah 36.437 dalam sehari.
Ini menjadikan angka kasus corona secara total di negeri itu menjadi 1.235.132. Sementara itu, kasus kematian baru bertambah 244 sehingga total menjadi 35.785 orang.
Jerman juga menghadapi lonjakan kasus, dengan penambahan 16.202 kemarin. Ini menjadikan kasus terinfeksi total sejak corona masuk ke Jerman sebanyak 479.621.
Kemarin, ada 96 kasus kematian baru. Ini menjadikan total 10.359 orang meninggal.
Pasar saham dunia merespon berita ini dengan penurunan tajam. Bursa Eropa ditutup di level terendah sejak Mei pada Rabu.
Di Amerika Serikat (AS), Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average turun 3,4%. Sementara S&p 500 jatuh 3,5%.
Kedua negara ini adalah ekonomi terbesar di Eropa. Langkah kedua negara dikhawatirkan semakin membawa benua itu tenggelam dalam resesi berkepanjangan.
Sementara itu, negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Italia, Rusia, Polandia dan Bulgaria, Swiss, kasus juga mengalami kenaikan kasus.
Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova mengatakan pada hari Rabu bahwa kapasitas tempat tidur rumah sakit mencapai 90% di 16 wilayah negara itu. Sistem kesehatan Swiss juga akan mencapai titik puncak dalam beberapa hari.
WHO mencatat, Eropa melaporkan 1,3 juta kasus baru dalam tujuh hari terakhir atau hampir setengah dari 2,9 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia. Di mana angka kemarian 11.700 atau melonjak 37% dari pekan sebelumnya.
Sejauh ini, lebih dari 42 juta kasus dan lebih dari 1,1 juta kematian telah tercatat di seluruh dunia. Corona pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China tengah pada akhir tahun lalu.
(sef/sef) Next Article 2 Minggu Lockdown, Kasus Covid-19 di Prancis Turun Drastis!
