Internasional

Turki Ngamuk! Heboh Erdogan Cabul, Charlie Hebdo Dituntut

sef, CNBC Indonesia
29 October 2020 06:12
Turkish President Tayyip Erdogan addresses  businessmen in Trabzon, Turkey August 12, 2018. Cem Oksuz/Presidential Palace/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVE.
Foto: Cem Oksuz/Presidential Palace/Handout via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Media satire Prancis Charlie Hebdo terus membuat sensasi. Setelah mempublikasikan kembali karikatur yang disebut menggambarkan tokoh penting dari Islam, Nabi Muhammad, kali ini media tersebut juga membuat kartun mengolok-olok Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Di Twitter, kartun itu diterbitkan pagi dini hari, Rabu (28/10/2020). Karikatur itu menggambarkan kartun Erdogan menggenggam bir dan mengangkat rok seorang wanita berjilbab.



Kartun ini berjudul 'Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu'. Ada pula tulisan "Oh Nabi!" dalam karikatur itu.

Erdogan paling keras menyuarakan tentangan ke sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron dan penayangan kembali kartun nabi. Ia menyebut Macron butuh perawatan mental karena mendukung Islamophobia.

Ia juga mengatakan umat Islam kini diperlakukan seperti Yahudi saat Perang Dunia II. Termasuk menyerukan warga Turki untuk memboikot produk Prancis.

Turki bereaksi atas ini dan menyebutnya rasis dan menyebar kebencian. Bahkan asisten pers Erdogan mengutuk hal ini.

"Kami mengutuk upaya menjijikkan ini yang menyebarkan rasisme dan budaya kebencian," kata asisten pers Erdogan, Fahrettin Altun di Twitter.

"Agenda anti-Muslim Presiden Prancis Macron membuahkan hasil! Charlie Hebdo menerbitkan serangkaian kartun berisi gambar yang katanya Presiden kita."

Bukan hanya itu, melansir Reuters, jaksa Turki juga telah meluncurkan penyelidikan terhadap para pejabat eksekutif Charlie Hebdo. Direktorat Komunikasi Turki memastikan langkah tegas akan diambil.

"Rakyat kita seharusnya tidak perlu ragu bahwa seluruh langkah hukum dan diplomatik yang diperlakukan akan diambil untuk melawan karikatur tersebut," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.

"Pertempuran kita melawan tindakan yang kasar, bermaksud jahat dan menghina ini akan berlanjut sampai akhir dengan penuh tekad."

Charlie Hebdo membuat kontroversi saat pertama kali mempublikasikan karikatur yang disebutnya Nabi Muhammad di 2015. Dalam Islam, penggambaran nabi adalah hal dilarang karena dikhawatirkan akan terjadi penistaan.

Situasi menjadi pelik karena penyerangan yang terjadi di Januari 2015 ke kantor tersebut dan menewaskan 12 orang. Dalam sidang pelaku pembantaian yang berlangsung beberapa pekan kemarin, media ini kembali memuat gambar tersebut sebagai ekspresi 'tak akan menyerah pada kebebasan'.

Pada pertengahan Oktober ini, pembunuhan terjadi ke seorang guru yang menunjukkan gambar karikatur nabi tersebut di kelas di Paris. Macron menyebut sang guru 'dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'.

Komentar Macron membuat sejumlah negara bereaksi, terutama negara mayoritas Muslim. "Penduduk di negara Barat perlu paham bahwa Rasul Islam itu dicintai oleh Muslim di seluruh dunia. Menghina Rasul sama saja dengan menghina para Muslim di seluruh dunia," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.



Tokoh Lain

Sementara itu, media ini juga sempat menampilkan sejumlah tokoh lain di medianya. Pada 2016 misalnya muncul kartun Presiden AS dONALD Trump menyeringai dengan jas hitam memegangi seorang wanita dan berkata ingin membeli tombol nuklir.

Kartun juga pernah mengolok Presiden AS Barack Obama. Ia dibuat melarikan diri dari hujan peluru polisi dengan judul 'Obama: Warga negara biasa sekali lagi'.

Macron juga pernah jadi sasaran. Karena istrinya yang 24 tahun lebih tua bahkan dianggap misoginis.




(sef/sef) Next Article Heboh Macron Belum Kelar, Muncul Kartun Erdogan 'Cabul'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular