Presiden Macron Hina Islam, Penjualan BBM Total Oil Anjlok?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 October 2020 19:25
FILE PHOTO: The logo of Total oil company is pictured in Abuja, Nigeria October 18, 2017. REUTERS/Afolabi Sotunde - RC1A255692F0/File Photo
Foto: TOTAL (REUTERS/Afolabi Sotunde)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai pihak mengecam sikap dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang tidak berniat menarik karikatur Nabi Muhammad SAW. Protes keras disampaikan komunitas Muslim di berbagai negara dengan melakukan pemboikotan produk-produk asal Prancis.

Banyak produk asal Prancis diimpor Indonesia, mulai dari mode, kosmetik, air, hingga pesawat terbang. Begitu pun dengan produk bahan bakar minyak dan pelumas yang dijual di Indonesia juga ada yang bermerek asal Prancis. Adapun perusahaan bidang energi di Prancis yang juga menjual produk di Tanah Air yaitu Total Oil.

Lalu apakah boikot produk-produk Prancis ini berdampak ke penjualan Total Oil di Indonesia?

Saat CNBC Indonesia mencoba menanyakan hal ini kepada Total Oil, Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho sayangnya enggan memberikan komentar mengenai hal ini.

"Mohon maaf kami belum bisa beri komentar," ucapnya singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/10/2020).

Total merupakan perusahaan minyak dan gas asal Prancis yang beroperasi di 130 negara. Tidak hanya di sektor hulu migas, Total pun memiliki bisnis besar di sektor hilir migas, seperti penjualan BBM.

Beberapa produk BBM yang ditawarkan yakni bensin dengan nilai oktan 90 hingga 95, serta diesel. Selain itu, Total juga menjual berbagai jenis pelumas baik untuk motor, mobil, dan kendaraan niaga. Dikutip dari situs Total Oil Indonesia, setidaknya Total mengoperasikan 18 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta dan Bandung.

Sebagai informasi, di Kuwait, beberapa jaringan supermarket mulai mengeluarkan semua produk Prancis dari rak sebagai bentuk aksi protes. Di Qatar, Alwajba Dairy Company dan Almeera Consumer Goods Company mengatakan mereka akan memboikot produk Perancis dan akan memberikan alternatif lain.

Kampanye lain juga dilaporkan di Yordania, Palestina hingga Israel. Universitas Qatar juga bergabung dalam kampanye boikot, mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk menunda Pekan Budaya Prancis sebagai protes atas penghinaan anti-Islam.

Pada hari Sabtu pekan lalu (24/10/2020), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Macron membutuhkan 'pemeriksaan mental' karena cara dia memperlakukan Muslim.

Di Arab Saudi, seruan untuk memboikot jaringan supermarket Prancis, Carrefour, menjadi tren di media sosial. Sementara merek mewah seperti L'Oréal, Garnier, dan Lancôme menjadi target dalam daftar merek yang harus dihindari di pos media sosial.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Terbelah Macron Hina Islam: Arab-Erdogan vs Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular