Internasional

Heboh Kartun Erdogan Cabul Charlie Hebdo, Ini Penampakannya

News - sef, CNBC Indonesia
28 October 2020 10:25
Turkish President Recep Tayyip Erdogan speaks to reporters before departing for a visit to Ukraine, in Istanbul, Monday, Feb. 3, 2020. Turkey hit targets in northern Syria, responding to shelling by Syrian government forces that killed at least four Turkish soldiers, the Turkish president said Monday. A Syrian war monitor said six Syrian troops were also killed.(Presidential Press Service via AP, Pool) Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Presidential Press Service via AP, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Koran satir di Prancis, Charlie Hebdo memunculkan kartun kontroversial lagi. Setelah heboh dengan karikatur Nabi Muhammad, sosok dihormati Muslim, media itu memuat kartun baru yang menggolok-olok Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Di laman Twitter, kartun Erdogan muncul pukul 24.00 Rabu (27/10/2020) atau Kamis (28/10/00) dini hari. Adegan yang dimuat memunculkan sosok Erdogan dengan penggambaran cabul, menggenggam bir dan mengangkat rok seorang wanita berjilbab.



Kartun ini berjudul 'Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu'. Ada pula tulisan "Oh Nabi!" dalam karikatur itu.

Berikut penampakkannya di Twitter:




Sebelumnya Erdogan paling keras menyuarakan tentangan ke sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron dan penayangan kembali kartun nabi. Ia menyebut Macron butuh perawatan mental karena mendukung Islamophobia.

Ia juga mengatakan umat Islam kini diperlakukan seperti Yahudi saat Perang Dunia II. Termasuk menyerukan warga Turki jangan membeli produk Prancis.

Ini terjadi pasca Macron pembunuhan ke seorang guru yang menunjukkan gambar karikatur nabi tersebut di kelas. Macron menyebut sang guru 'dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'.



Sebelumnya Macron telah memicu kontroversi sejak awal September. Saat itu, ia mengajukan UU untuk 'separatisme Islam' di Prancis.

Macron sempat berujar bahwa 'Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia'. Karenanya pemerintahnya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Turki bereaksi atas ini dan menyebutnya rasis dan menyebar kebencian. Bahkan asisten pers Erdogan mengutuk hal ini.


Artikel Selanjutnya

Heboh Boikot Produk Prancis, dari Arab ke Negeri Erdogan


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading