Riset Vokasi Cuma Jadi 'Macan Kertas', Indonesia Dapat Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 August 2020 17:12
Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto
Foto: Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendidikan vokasi maupun kejuruan di Indonesia terus diupayakan agar bisa adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Untuk itu riset soal vokasi menjadi penting tak hanya untuk formalitas.

Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menyebut pengembangan riset menjadi modal penting dalam pengembangan dunia pendidikan vokasi. Namun, dia menggarisbawahi bahwa riset yang dibuat benar-benar bisa dimanfaatkan dan bukan sekedar formalitas .

"Riset vokasi harus riset berdasar dari kasus nyata industri. Nggak boleh riset vokasi sendiri, hasilkan paper sendiri (misal) buat naik pangkat. Indonesia dapat apa? cuma dapat paper, nggak. Tapi harus hasilkan produk nyata," kata Wikan dalam webinar CNN Indonesia dengan topik Pendidikan Vokasi menjawab tantangan Inovasi, Selasa (11/8).

Ungkapan itu dimaksudkan agar hasil penelitian seputar vokasi yang dihasilkan bisa kembali dimanfaatkan oleh pihak lain karena berbentuk nyata. Bukan justru sebaliknya, hanya bersifat teori yang tidak aplikatif. Hasil riset itu justru kecil kemungkinan untuk bisa dikembangkan bagi kehidupan industri praktis dan dunia kerja.

Sementara hasil riset bisa digunakan untuk 'menikahkan' antara sistem vokasi dan industri. Selama ini, masih banyak institusi pendidikan yang belum berhubungan industri. Perlu upaya lebih dalam mencairkan keduanya.

"Vokasi kalau nggak nikah dengan industri bukan vokasi. Tapi pernikahan nggak bisa dipaksakan. Harus betul-betul disepakati bersama untuk saling menguntungkan," sebut Wikan.

Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industri Kadin Anton J Supit menyebut pernikahan massal antara vokasi dan industri harus menguntungkan keduanya, baik pendidikan maupun industrinya.

"Nikah harus punya keyakinan dasar bahwa kalau kita menikah, hidup jadi lebih bahagia, kalau nggak bahagia mending saya sendirian. Apa jadi urgensi? Tanpa tenaga kerja terampil, kita nggak akan survive hadapi ekonomi. Vokasi ujungnya keberdayaan ekonomi," papar Anton.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular