
Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki era new normal saat pandemi covid-19, tenaga kerja kembali dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi. Salah satu yang dibutuhkan adalah tenaga kerja lulusan pendidikan vokasi, baik Diploma atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mereka dianggap memiliki kapasitas untuk mengerjakan banyak hal teknis dan multi kemampuan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam menilai sejumlah bidang usaha diperkirakan bakal makin membutuhkan tenaga kerja dari bidang ini. Namun, ia memberi catatan agar para lulusan vokasi bisa bersaing dengan baik di lapangan.
"Terutama yang sifatnya keterampilan, jangan libur terlalu lama, khawatir keterampilannya hilang. Jadi kita harus cepat lakukan recovery supaya mereka keep keterampilannya. Biasanya orang kalau sudah lebih dari enam bulan menganggur ya harus dilatih," kata Bob kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/6).
Keunggulan vokasi bisa dilihat dari unsur materi yang diajarkan selama studi. Materi praktik lebih diutamakan dibanding teori, perbandingannya pun cukup jauh yakni di kisaran 30% teori dan 70% praktik. Namun, fasilitas pendidikan untuk mendukung sistem itu belum maksimal saat ini, karena lebih mengakomodir sebaliknya. Sehingga perlu kolaborasi antara sektor industri dan pemerintah, khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud).
"Cuma kalau vokasi enak melatihnya, praktik di lapangan bukan masuk kelas. Tapi fasilitas pelatihan kita lebih banyak di kelas dibanding lapangan," sebut Bob yang juga Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini.
"Nah butuh industri untuk bantu melatih, jadi sangat penting konsolidasi industri dan pemerintah sediakan pelatihan-pelatihan untuk buruh yang akan kembali bekerja," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lulusan Vokasi Diserap Industri Stainless Steel Terbesar