Ini Sederet Lowongan yang Bakal Dicari Saat New Normal

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 May 2020 07:20
Ilustrasi Pulang Kerja (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Pulang Kerja (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem cara kerja baru atau the new normal yang bakal diterapkan saat pandemik Covid-19 masih terjadi. Hal ini berdampak pada  tuntutan sektor tenaga kerja saat New Normal atau setelah covid-19 berakhir.

Pasalnya, dibutuhkan kemampuan atau skill lebih dari yang sudah dimiliki saat ini. Jika tidak, maka individu yang tidak melakukan penyesuaian kemungkinan besar bakal ditinggal karena kalah bersaing di tengah efisiensi saat new normal karena covid-19.

"Sekarang sudah multi kompetensi, multi tasking. Misal dia telesales, mungkin awalnya hanya fokus pada jualan. Tapi sekarang jualan sulit, ada sebagian lagi waktunya dia handle customer. Jadi dia multitasking dan kemudian juga kompetensinya diasah kembali," kata Ketua Umum Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) Mira Sonia kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/5).


Selain itu, contoh lain yang ia sorot adalah staf operasional transportasi atau dispatcher, termasuk surveyor yang datang ke lapangan. Selama ini, kedua pekerjaan itu kurang lebih hanya memantau dan memberi laporan kepada kantor mengenai perkembangan yang terjadi pada klien atau calon klien. Ke depan, pekerjaan tersebut harus bisa mengeksekusi atau collect secara langsung.

"Begitu juga dengan HRD, akan lebih berperan ke bisnis partner. Organizations development, gimana organisasi yang baik dengan bisnis. Gimana struktur salary yang baik. HRD akan ke analisa dan development sedangkan eksekusi training bisa pake sistem. Kompetensi HRD harusnya diarahkan ke sini, jadi bukan lagi teknikal. Namun analitikal dan strategis," katanya.

Beragam perubahan itu akan memberi dampak terhadap jalannya penyerapan industri secara menyeluruh. Mira yakin pekerjaan-pekerjaan yang ada sebelumnya tidak akan hilang, namun pekerja yang mampu beradaptasi dengan kemampuan lebih akan mampu diserap lebih banyak.

"Jadi pekerjaan benar-benar multitasking. Mereka berusaha cover kerjaan lain, jadi waktunya lebih efektif. Tapi tentu saja pekerjaan ini masih ada, nggak hilang," katanya.

Mira Sonia menyebut beberapa pekerjaan yang berpotensi dibutuhkan banyak di masa mendatang. Menurutnya, setelah memasuki masa new normal, ada pekerjaan yang akan lebih banyak diserap oleh pasar.

"Hospitality dan caretaker banyak dibutuhkan dan terbukti setelah ada pandemi, salah satu pekerjaan yang jadi highlight di bidang kesehatan (caretaker)," katanya.


Untuk caretaker, Indonesia menurut Mira sebenarnya memiliki daya kompetensi yang besar bahkan berlebih. Yakni besarnya sumber daya manusia yang didominasi oleh generasi muda. Bahkan bisa tetap memenuhi kebutuhan dari luar negeri. Harusnya itu bisa berkontribusi positif.

"Bisa di-explore lagi, caretaker ini kan pasar gede banget. Bukan di Indonesia aja, tapi seperti Jepang Australia, butuh careteker dan hospitality. Nah, di pemerintah saya lihatnya peran disini harusnya gimana benar-benar dikenalkan self order dari luar. lalu pikirkan gimana caranya untuk kirim kesana lebih mudah," sebutnya.

Mira menyoroti salah satu contohnya, ketika Pemerintah Jepang menawarkan sebanyak 350 ribu lowongan pekerjaan di 14 sektor. Pasalnya, Jepang kekurangan tenaga kerja, namun Indonesia justru sebaliknya.

Untuk bisnis hospitality atau perhotelan memang saat ini sedang meredup. Namun, ia menilai ke depan potensi kebutuhan akan hal itu tetaplah besar. Untuk menyalurkannya, maka pendidikan vokasi harus lebih digencarkan.

"Saya lihat yang ter-explore itu spesialis. Kalau keahlian D1 hingga D3 sebenarnya punya keahlian khusus, karena kerja yang nyata. Tapi yang berkembang baru perhotelan. Nah, perhotelan ini nggak ada S1 perhotelan kan," sebutnya.



Sistem cara kerja baru atau the new normal yang bakal diterapkan usai pandemik Covid-19 diprediksi bakal membuat persaingan pekerjaan menjadi lebih ketat.

Pasalnya, dibutuhkan kemampuan atau skill lebih dari yang sudah dimiliki saat ini karena tuntutannya adalah efisiensi. Termasuk pekerjaan-pekerjaan yang memang dibutuhkan. Jika tidak, maka individu yang tidak melakukan penyesuaian kemungkinan besar bakal ditinggal karena kalah bersaing.

Persaingan pekerjaan diprediksi akan menjadi lebih ketat. Pasalnya, dibutuhkan kemampuan atau skill lebih dari yang sudah dimiliki saat ini. Jika tidak, maka individu yang tidak melakukan penyesuaian kemungkinan besar bakal ditinggal karena kalah bersaing.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Polemik Larangan Mudik & Kartu ATM Lama akan Diblokir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular