
Wisata Bali Batal Buka, Apa Kata Pelaku Usaha Hotel?

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pariwisata di Bali belum akan kembali buka dalam waktu dekat. Padahal, awalnya direncanakan dibuka pada awal atau pertengahan Juni ini. Pengusaha hotel di Bali sudah pasrah mengalami kerugian hingga akhir tahun mendatang.
"Sumbangan devisa setahun untuk Indonesia dari pariwisata 19,7 miliar dolar. Anggap 40% dari Bali, itu kerugian kita. Kami rasa setahun ini sudah pasti hilang. 2020 ini benar hilang lho pendapatan kita. Jeblok," kata Ketua Umum DPP Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Made Ramia Adnyana kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/6).
Selama tiga bulan terakhir, industri pariwisata di Bali praktis bisa disebut mati. Tidak banyak aktivitas sebagaimana mestinya di Pulau Dewata tersebut, utamanya kegiatan berkumpul dan berlibur.
Dampaknya sangat terasa bagi industri hotel dan turunannya. Sementara mereka tetap harus membayar biaya operasional, meski sudah banyak merumahkan pegawainya.
"Umpama cost Rp 700 juta sampai kadang ada Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar cost-nya," sebut Ramia.
Ia meminta bantuan kepada pemerintah agar bisa diberikan dana bantuan untuk cashflow. Ramia mengaku banyak pengusaha Bali yang memiliki dana hanya hingga bulan Juni ini. Dana tersebut digunakan untuk bisa bertahan hidup ke depannya.
"Anggap per hotel bintang 4 kurang lebih antara Rp 7,5 miliar hingga Rp 10 miliar selama 6 bulan ke depan hingga akhir tahun," sebutnya.
Rencana pemerintah untuk membuka Bali sebagai percontohan skema new normal di sektor pariwisata nasional harus tertunda sementara. Padahal kawasan Nusa Dua Bali sempat disiapkan uji coba new normal.
Hal ini tidak lepas dari meningkatnya angka kasus transmisi lokal dalam seminggu terakhir. Hingga kini, positif Covid-19 di Bali mencapai 640 kasus setelah penambahan 32 kasus kemarin, Rabu (10/6).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bali Mulai Dikerumuni Wisatawan, Ini Buktinya