Pesawat Boleh Angkut 70%, Apakah Penumpang Langsung Ramai?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
09 June 2020 20:32
Maskapai Penerbangan Lion Air. Ist
Foto: Maskapai Penerbangan Lion Air. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan batas angkut penumpang pesawat dari 50% menjadi 70% jadi angin segar bagi maskapai penerbangan. Namun, konsekuensinya jumlah penumpang di kabin akan makin padat dari sebelumnya.

Namun, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menganalisa sejumlah pasar potensial yang bakal jadi andalan untuk penumpang.

Dia menyebut, setidaknya terdapat 3 tipe traveler yang biasa menggunakan jasa Garuda. Pertama, penumpang yang bepergian karena urusan perjalanan dinas dan kantor. Kedua, traveler yang hendak mengunjungi tempat baru. Ketiga, kunjungan silaturahmi ke tempat kerabat atau keluarga.

"Kalau tipe pertama ini nggak akan terganggu lah. Teman-teman yang kerja di Kementerian, yang harus cek ke kantor cabang, kan harus pergi," ungkapnya dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (9/6/20).

Adapun mengenai tipe kedua, menurutnya saat ini merupakan tantangan bersama untuk kembali menggairahkan. Sebab tipe penumpang ini berkaitan dengan pariwisata.

"Tipe kedua ini challenging, apakah orang mau pergi traveling? saya amati banyak diskusi publik soal kangen bepergian," tandasnya.

Dia memberikan ilustrasi bahwa potensi pasar traveler tipe ini juga bisa dilihat dari situasi ketika mall dibuka lagi. Jika mall kembali ramai, maka bisa jadi destinasi wisata juga yang sebelumnya sepi juga bisa diserbu lagi.

"Akan sangat menarik, apa yang akan terjadi 15 Juni ketika mal dibuka, sepi-sepi saja apakah gimana? [...] bandingkan pikiran itu dengan orang-orang yang terbang untuk traveling, nah ini yang bakal kita pastikan, kalau mereka mau terbang supaya aman," urainya.

Adapun tipe ketiga, potensi penumpang bertipe perjalanan silaturahmi diakui sudah lenyap ketika mudik dilarang. Namun dia bilang masih ada potensi perjalanan silaturahmi rutin berkala.

"Biasanya tiap tahun Garuda peak season pas menjelang lebaran. Tapi anda juga perhatikan, jelang Sabtu Minggu saja banyak penerbangan ke hometown, biasanya kunjungi keluarga, kawinan, dan lain-lain. Misal kalau saya ke om saya, gitu," katanya.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja juga mengapresiasi kebijakan Kemenhub menambah batas angkut pesawat. Kendati begitu, menurutnya bukan berarti dengan adanya kebijakan ini maskapai bisa langsung recovery.

"Setelah kapasitas angkutnya direlaksasi hingga 70%, ini tidak tidak berarti kegiatan normal penuh. Ini artinya transisi, kita tetap memenuhi ketentuan Gugus Tugas," tegasnya.

Dia juga menggarisbawahi pentingnya pelaku industri penerbangan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar menggunakan transportasi udara. Terlebih, menurutnya kebanyakan orang Indonesia saat ini sudah sadar pentingnya kesehatan.

"Misalnya kalau mau ke Bali, jalan-jalan atau tugas ke Balikpapan. Dalam kaitan tersebut, masyarakat ini akan memilih mana maskapai yang memberi rasa aman. Nah kepercayaan yang diberikan masing-masing entitas, kalau mereka secara serius dan benar mengikuti aturan yang diminta pemerintah terkait physical distancing, ini mempunyai pengaruh ke masyarakat dan mereka merasa yakin dan percaya akan aman di tempat tujuan," tuturnya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Bukti Kejamnya VOC Zaman Now: Hancurkan Bisnis Penerbangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular