Selamatkan Cathay Pacific, Hong Kong Suntik Rp 54 T

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 June 2020 14:15
FILE PHOTO: A passenger walks to the First Class counter of Cathay Pacific Airways at Hong Kong Airport in Hong Kong, China April 4, 2018. REUTERS/Bobby Yip
Foto: REUTERS/Bobby Yip

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Hong Kong akan mengucurkan paket dana talangan atau bailout sebesar HK$ 30 miliar atau setara dengan Rp 54,33 triliun (asumsi kurs Rp 1.811/HKD) untuk menyelamatkan maskapai penerbangan Cathay Pacific Airway. Suntikan dana itu memberikan jatah pemerintah dua kursi di dewan pengawas.

Menurut laporan South China Morning Post, Selasa (9/6/2020), kesepakatan itu mencakup pinjaman pemerintah dan penyertaan saham.

Bailout ini juga menjadi bagian dari restrukturisasi modal senilai HK$ 40 miliar (Rp 72,3 triliun) guna membantu maskapai tersebut dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Di bawah rencana penyelamatan yang diumumkan oleh Cathay pada Selasa, pemerintah Hong Kong akan membeli saham preferen (saham dengan hak suara terbatas) senilai HK$ 19,5 miliar sehingga akan memberikan 6% saham perusahaan, dan mendapatkan waran (pemanis saat membeli saham) senilai HK$ 1,95 miliar yang bisa dieksekusi di kemudian hari.

Selain itu, bantuan ini juga berupa pinjaman jangka pendek (bridging loan) dari pemerintah senilai HK $ 7,8 miliar yang akan memberikan dua kursi dewan komisaris di Cathay.

Kesepakatan tersebut juga termasuk penerbitan saham baru atau rights issue senilai HK $ 11,7 miliar. Dana ini akan diserap oleh pemegang saham lama yang dipimpin oleh Swire Pacific Ltd dan Air China Ltd. Saham Swire sudah dihentikan sementara pada Selasa pagi bersamaan dengan pengumuman Cathay ini.

Cathay menjelaskan Swire memegang 45% saham, Air China 30% dan Qatar Airways dengan rencana menyerap 10% saham baru untuk berpartisipasi dalam rights issue tersebut. Dengan menyerap sebagian saham baru, maka kepemilikan mereka akan turun atau terdilusi menjadi 42%, 28% dan 9,4% sesudah penerbitan saham baru ini.

Cathay sudah mendaratkan (grounded) sebagian besar pesawat akibat turunnya permintaan penerbangan di tengah aturan pembatasan perjalanan terkait virus corona. Sejauh ini, Cathay hanya menerbangkan pesawat kargo, dan penumpang ke tujuan utama seperti Beijing, Los Angeles, Singapura, Sydney, Tokyo, dan Vancouver.

Bulan lalu, Cathay membukukan kerugian yang tidak diaudit sebesar HK$ 4,5 miliar dari bisnis maskapai full-service Cathay dan Dragon selama periode Januari-April.

Maret lalu, Cathay juga menjual enam jet Boeing 777-300ER dan peralatan terkait senilai US$ 703,8 juta kepada BOC Aviation Ltd. Menurut analis Morningstar, Ivan Su penjualan ini akan mencakup lebih dari setengah proyeksi arus kas keluar pada tahun 2020.

Sejak munculnya pandemi, Cathay mulai memangkas sejumlah awak kabin di AS dan Kanada, namun hingga kini belum mengumumkan pemutusan pekerjaan permanen dalam skala besar.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Korban Corona Nambah, Cathay Umumkan Rugi Besar di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular