Penyebab Inflasi Rendah: Corona, PHK, dan Susahnya Cari Kerja

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 May 2020 12:54
Ilustrasi suasana pasar tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Nah, kemungkinan ketiga yang agak bahaya. Perlambatan laju inflasi inti menggambarkan penurunan daya beli masyarakat.

Penurunan daya beli sudah tergambar dari rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Maret, IKK tercatat sebesar 113,8. Konsumen masih pede, karena nilai indeks di atas 100.

Namun optimisme konsumen terus dalam tren penurunan. Bahkan pencapaian Maret 2020 adalah yang terendah sejak September 2016.




Pada Maret, rata-rata porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi adalah 69%. Turun dibandingkan Februari yaitu 69,2%. Sementara porsi pendapatan yang disisihkan untuk menabung naik dari 18,1% menjadi 18,6%.

Sudah jelas bahwa konsumen memang mengurangi belanja dan memupuk tabungan. Daya beli mungkin tidak turun, karena konsumen sebenarnya masih punya uang. Namun uang itu tidak digunakan untuk berbelanja melainkan ditabung.



Mengapa masyarakat lebih memilih menabung ketimbang berbelanja? Kemungkinan besar dipengaruhi oleh persepsi semakin terbatasnya lapangan kerja.

Semakin sulitnya mencari pekerjaan tergambar dari sub-indeks dalam IKK yaitu Ketersediaan Lapangan Kerja. Pada Maret, sub-indeks ini bernilai 86. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 90,1.

PSBB, yang bertujuan untuk mempersempit ruang gerak virus corona dan menyelamatkan ribuan bahkan mungkin jutaan nyawa, ternyata harus dibayar dengan harga yang tidak murah yaitu penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan. Aktivitas ekonomi yang seakan mati suri membuat pendapatan dunia usaha menurun drastis, bahkan mungkin bisa nihil.

Sementara komponen biaya terus berjalan. Kondisi ini harus disikapi dengan efisiensi, salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).


"Jumlah PHK di DKI sampai 20 April saja sudah hampir 500.000, tepatnya 499.318. Ini adalah sepertiga dari total PHK nasional," ungkap Susiwijono, Sekretaris Menko Perekonomian, belum lama ini.

Ancaman PHK membuat rumah tangga harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk, kehilangan mata pencarian. Jadi sangat wajar konsumen mengurangi belanja dan menambah tabungan untuk berjaga-jaga kalau sampai menjadi korban PHK.

Oleh karena itu, inflasi yang rendah tidak selamanya membawa kabar baik. Ada pula risiko besar yang perlu diwaspadai yaitu penurunan konsumsi rumah tangga akibat kekhawatiran akan PHK.

Semua gara-gara virus corona...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular