Neraca Dagang RI Surplus Tinggi, Tapi Kenapa Harus Hati-hati?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 March 2020 12:30
Investasi Suram
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pada Februari, BPS mencatat impor dari China turun US$ 1,95 miliar dibandingkan Januari. Penurunan terbesar terjadi di mesin dan perlengkapan elektrik, mesin dan peralatan mekanik, serta barang plastik dan barang dari plastik.

Penurunan pasokan barang dari China membuat impor secara keseluruhan anjlok. Pada Februari, impor barang konsumsi turun 12,81% YoY dan 39,91% month-on-month (MoM). Kemudian bahan baku/penolong turun 1,5% YoY dan 15,89% MoM. Sedangkan barang modal turun 16,44% YoY dan 18,03% MoM.

Koreksi di bahan baku/penolong dan barang modal membuat prospek investasi menjadi suram. Sebab, dua kelompok ini akan sangat menentukan realisasi investasi dalam beberapa bulan ke depan.


Begitu investasi melambat, maka pada gilirannya konsumsi rumah tangga akan terpengaruh. Perlambatan investasi tentu menyebabkan keterbatasan penciptaan lapangan kerja. Akibatnya, daya beli rumah tangga bakal terpengaruh.

Oleh karena itu, sepertinya akan sulit untuk berharap Indonesia bisa terhindar dari perlambatan ekonomi. Bank Indonesia (BI) sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2019 di bawah 5%.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular