Bahlil Mulai Was-Was, Investasi dari China Digoyang Corona
24 February 2020 18:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mulai khawatir soal wabah virus corona. Hal ini karena dampaknya bisa pada investasi di Indonesia akan terganggu terutama dari China.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kekhawatiran terhadap lajunya investasi ke Indonesia dari China, karena virus tersebut telah melumpuhkan perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut.
Belum lagi, saat ini Korea Selatan (Korsel) juga sudah mengeluarkan status 'Darurat' untuk negaranya. Bahlil menegaskan investasi dari Negeri Ginseng itu masih berjalan normal. Justru yang menjadi kekhawatiran adalah investasi dengan China dan Korsel.
"Korsel sampai sekarang stabil ya. Justru saya was-was itu [realisasi investasi] dari China," kata dia saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Bahlil belum bisa memproyeksikan berapa besaran penurunan investasi dari China, imbas dari merebaknya virus corona. Pihaknya saat ini masih mendata dan akan diumumkan pada Maret 2020 mendatang.
"Belum tahu (penurunan investasi dari China). Bulan Maret kan saya sudah bilang, bulan Maret kami akan hitung berapa persentase pengaruh terhadap realisasi investasi," jelasnya.
Bahlil memastikan jika masalah virus corona tak teratasi hingga bulan depan akan berpengaruh terhadap capaian investasi di Indonesia.
"Corona ini berdampak sistemik, masif dan terstruktur. Tetapi sampai sekarang realisasi investasi kita sampai Februari masih bagus. Harapan saya, corona ini bisa cepat berlalu. Tetapi kalau corona ini berlanjut sampai Maret, kemungkinan besar ada dampaknya," tambahnya.
BKPM mencatat total realisasi investasi pada 2019 sebesar Rp 809,6 triliun. Capaian ini melampaui target yang dipatok di angka Rp 792 triliun. Tahun lalu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) berada di bawah target.
Realisasi PMA sepanjang 2019 tumbuh 7,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 423,1 triliun. Jumlah ini adalah 87,5% dari target. Sementara pada kuartal IV-2019 saja, realisasi PMA adalah Rp 105,3 triliun. Nilai ini naik 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lima besar negara asal PMA periode Januari-Desember 2019 adalah:
(hoi/hoi)
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kekhawatiran terhadap lajunya investasi ke Indonesia dari China, karena virus tersebut telah melumpuhkan perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut.
Belum lagi, saat ini Korea Selatan (Korsel) juga sudah mengeluarkan status 'Darurat' untuk negaranya. Bahlil menegaskan investasi dari Negeri Ginseng itu masih berjalan normal. Justru yang menjadi kekhawatiran adalah investasi dengan China dan Korsel.
"Korsel sampai sekarang stabil ya. Justru saya was-was itu [realisasi investasi] dari China," kata dia saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Bahlil belum bisa memproyeksikan berapa besaran penurunan investasi dari China, imbas dari merebaknya virus corona. Pihaknya saat ini masih mendata dan akan diumumkan pada Maret 2020 mendatang.
"Belum tahu (penurunan investasi dari China). Bulan Maret kan saya sudah bilang, bulan Maret kami akan hitung berapa persentase pengaruh terhadap realisasi investasi," jelasnya.
Bahlil memastikan jika masalah virus corona tak teratasi hingga bulan depan akan berpengaruh terhadap capaian investasi di Indonesia.
"Corona ini berdampak sistemik, masif dan terstruktur. Tetapi sampai sekarang realisasi investasi kita sampai Februari masih bagus. Harapan saya, corona ini bisa cepat berlalu. Tetapi kalau corona ini berlanjut sampai Maret, kemungkinan besar ada dampaknya," tambahnya.
BKPM mencatat total realisasi investasi pada 2019 sebesar Rp 809,6 triliun. Capaian ini melampaui target yang dipatok di angka Rp 792 triliun. Tahun lalu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) berada di bawah target.
Realisasi PMA sepanjang 2019 tumbuh 7,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 423,1 triliun. Jumlah ini adalah 87,5% dari target. Sementara pada kuartal IV-2019 saja, realisasi PMA adalah Rp 105,3 triliun. Nilai ini naik 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lima besar negara asal PMA periode Januari-Desember 2019 adalah:
- Singapura (US$ 6,5 miliar, 23,1%)
- China (US$ 4,7 miliar, 16,8%)
- Jepang (US$ 4,3 miliar, 15,3%)
- Hong Kong (US$ 2,9 miliar, 10,2%)
- Belanda (US$ 2,6 miliar, 9,2%)
Artikel Selanjutnya
Corona Mematikan, Kini Taiwan Laporkan Korban Tewas
(hoi/hoi)