
ESDM Kaji 2 Opsi Tekan Harga Gas, Impor Tak Masuk!
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 January 2020 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji dua dari tiga opsi yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk menekan harga gas industri.
Tiga opsi yang diminta oleh Jokowi dalam rapat terbatas yang digelar di istana negara, Senin lalu, adalah; pemangkasan jatah pemerintah di sektor hulu, DMO atau domestic market obligation gas, lalu impor pasokan gas dari luar negeri.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan pihaknya mengkaji opsi pertama dan kedua. "Kita evaluasi, di satu sisi penurunan ini ada yang harus disesuaikan dan di samping itu juga alokasi pertumbuhan dalam negeri. DMO juga penting, untuk menghambat impor," ujar Arifin dalam acara paparan kinerja ESDM 2019, Kamis (09/1/2020).
Opsi Impor, ia menjelaskan, akan berisiko membawa problem lainnya yakni defisit migas yang akan meningkat. Selain itu juga akan berisiko terhadap CAD atau Current Account Defisit yang akan menekan nilai tukar rupiah. "Jadi, tidak kita harapkan," jelasnya.
ESDM akan melakukan pemetaan dulu, di mana sumber-sumber gas bisa dimanfaatkan dan membenahi tata kelola dan niaga gas yang berjalan selama ini.
"Bagaimana agar bisa disesuaikan agar pemerintah dapat harga kompetitif dan dorong industri nasional, sehingga lebih efisien dan bisa bersaing di pasar internasional," jelasnya.
Harga gas baru ini sendiri akan dikejar oleh ESDM secepatnya, "Tahap 1 kita kejar Maret 2020," jelasnya.
(gus/gus) Next Article Sindir Industri, ESDM: Negara Lain Pakai Gas RI Efisien
Tiga opsi yang diminta oleh Jokowi dalam rapat terbatas yang digelar di istana negara, Senin lalu, adalah; pemangkasan jatah pemerintah di sektor hulu, DMO atau domestic market obligation gas, lalu impor pasokan gas dari luar negeri.
Opsi Impor, ia menjelaskan, akan berisiko membawa problem lainnya yakni defisit migas yang akan meningkat. Selain itu juga akan berisiko terhadap CAD atau Current Account Defisit yang akan menekan nilai tukar rupiah. "Jadi, tidak kita harapkan," jelasnya.
ESDM akan melakukan pemetaan dulu, di mana sumber-sumber gas bisa dimanfaatkan dan membenahi tata kelola dan niaga gas yang berjalan selama ini.
"Bagaimana agar bisa disesuaikan agar pemerintah dapat harga kompetitif dan dorong industri nasional, sehingga lebih efisien dan bisa bersaing di pasar internasional," jelasnya.
Harga gas baru ini sendiri akan dikejar oleh ESDM secepatnya, "Tahap 1 kita kejar Maret 2020," jelasnya.
(gus/gus) Next Article Sindir Industri, ESDM: Negara Lain Pakai Gas RI Efisien
Most Popular