Erick Tunjuk Zulkifili Zaini Jadi Dirut PLN, Rudiantara Batal

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 December 2019 07:27
Erick Tunjuk Zulkifili Zaini Jadi Dirut PLN, Rudiantara Batal
Foto: Zulkifli Zaini - Direktur Utama PLN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah resmi menunjuk Zulkifli Zaini menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero). Penetapan dirinya dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero).

Selain itu, ditetapkan pula Amien Sunaryadi menjadi Komisaris Utama. Erick Thohir menetapkan keduanya sebagai bos di PLN dengan mempertimbangkan sepak terjang keduanya.

"Baik Pak Amien maupun Pak Zulkifli memiliki rekam jejak yang sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak. Sama dengan Dirut dan Komut BUMN lainnya. Saya akan intens bertemu secara reguler setiap bulan untuk memastikan berbagai rencana besar yang menjadi prioritas Pemerintah," ucap Erick Thohir, Senin (23/12/2019).

Penunjukkan Zulkifli Zaini cukup mengejutkan banyak pihak. Pasalnya santer disebut posisi PLN 1 akan diisi oleh Rudiantara mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) periode 2014-2019. Rudiantara sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil direktur utama PT PLN.

Apa Sebab Rudiantara batal jadi Dirut PLN?

[Gambas:Video CNBC]

Erick Thohir memaparkan PLN bakal memiliki tugas yang berat mulai dari merealisasikan rasio elektrifikasi 100 di Indonesia hingga menciptakan tarif listrik yang efisien baik untuk masyarakat dan industri.

Selain itu, para pimpinan PLN ini juga ditugaskan untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik. Salah satu yang harus dipenuhi PLN adalah pemenuhan listrik ramah lingkungan di Ibu Kota Baru.


"PLN juga akan membentuk ekosistem bisnis yang sehat dengan swasta, BUMD dan BUMDes dalam memproduksi listrik. PLN akan fokus pada distribusi," tegas Erick.

Sebelumnya, Erick Thohir mengonfirmasi ada tiga orang kandidat dirut PLN. Salah satunya eks Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Dengan terpilihnya Zulkifli sebagai Dirut resmi PLN, maka Kementerian BUMN lantas memberikan tanggapan batalnya Rudiantara menjadi bos seperti kabar yang beredar beberapa waktu belakangan.

"Kan sejak awal kami gak ada ngomingin (Rudiantara). Cuma ngomong dia termasuk," ujar Staf Khusus Menteri BUM Arya Sinulingga di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Ia pun enggan menjawab detail apakah Rudiantara tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan Kementerian BUMN. Satu yang pasti, Arya tidak menutup kemungkinan Rudiantara akan memperoleh jabatan di perusahaan pelat merah lainnya.

"Sampai sekarang belum. Nanti kita lihat. Kalau ada kebutuhan BUMN bisa kita mintakan. Datanya kan udah kita dapat," katanya.



Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat pada 13 Januari 1956 ini merupakan bankir kawakan yang berkiprah selama 31 tahun. Dia mengawali karir di di industri perbankan dengan bergabung di Bank Bapindo (sekarang PT Bank Mandiri Tbk) sebagai staf account officer (AE).

Karir panjangnya di Bank Mandiri tersebut membawanya menduduki posisi direktur teknologi dan operasional (September 2003-Juli 2010), sebelum kemudian menduduki posisi puncak sebagai direktur utama (Juli 2010-April 2013).

Selama menduduki kursi tertinggi di bank beraset terbesar kedua nasional tersebut, Zulkifli terlibat dalam pendanaan PLN di program 10.000 megawatt (MW) pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dari situlah dia mengerti seluk-belum bisnis setrum di negeri ini, sehingga setelah usai masa jabatannya di Bank Mandiri, Dahlan Iskan (saat itu sebagai Menteri BUMN) menunjuknya untuk mengawasi kinerja PLN sebagai komisaris (Juli 2013-April 2015).

Lepas dari PLN, Zulkifli kembali berkiprah di industri perbankan dengan menjadi Komisaris Independen PT Bank Negara Indonesia Tbk (Maret 2015-Maret 2016), dan kemudian ditarik menjadi Komisaris Independen PT Indonesia Infrastructure Finance (Juni 2016-November 2017).

Tidak butuh waktu lama, peraih gelar Sarjana bidang Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1980 ini menduduki posisi Komisaris PT Bank Permata Tbk (September 2017-sekarang) yang baru saja diakuisisi Bangkok Bank asal Thailand.

Di luar itu, pria yang menamatkan Master of Business Administration di Washington University, Amerika Serikat pada tahun 1994 ini juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Triputra Agro Persada Group sejak Juni 2013.

Sedangkan, Amien Sunaryadi adalah wakil ketua KPK periode 2003-2007. Selama jabatannya, Amien memperkenalkan pemberantasan korupsi yang progresif dan menjadi konseptor dari tindakan penggeledahan dan surveillance yang dilakukan oleh KPK untuk mengungkap kasus korupsi high profile.



Susunan Komisaris PLN

1. Amien Sunaryadi - Komisaris Utama/Komisaris Independen
2. Suahasil Nazara - Wakil Komisaris Utama
3. Ilya Avianti - Komisaris
4. Rida Mulyana - Komisaris
5. Deden Juhara- Komisaris Independen
6. Budiman - Komisaris

Susunan Direksi PLN

1. Zulkifli Zaini - Direktur Utama.
2. Darmawan Prasodjo - Wakil Direktur Utama.
3. Sinthya Roesly - Direktur Keuangan
4. Sripeni Inten Cahyani sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1.
5. Djoko Raharjo Abumanan sebagai Direktur Pengadaan Strategis 2.
6. Muhamad Ali sebagai Direktur Human Capital Management.
7. Syofvi Felienty Roekman sebagai Direktur Perencanaan Korporat.
8. Haryanto W.S. sebagai Direktur Bisnis Regional Jawa,Madura dan Bali
9. Syamsul Huda sebagai Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan
10. Ahmad Rofiq sebagai Direktur Bisnis Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.
11. Wiluyo Kusdwiharto sebagai Direktur Bisnis Regional Sumatera.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular