Senjata Rahasia Ojol Rusia Maxim Taklukkan Grab & Gojek di RI

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
28 December 2019 06:59
Senjata Rahasia Ojol Rusia Maxim Taklukkan Grab & Gojek di RI
Foto: Dok: Maxim
Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini nama ojek online (ojol) Rusia Maxim jadi perbincangan. Pasalnya, kantornya di Solo digeruduk driver Gojek dan Grab sebagai bentuk protes karena tarifnya terlalu murah.

Ternyata bakar uang dengan tarif murah merupakan strategi yang diterapkan Maxim untuk bersaing di pasar transportasi online menghadapi Grab dan Gojek.


Maxim menerapkan tarif minimal Rp 3.000 untuk 4 kilometer pertama sementara aturan yang berlaku, yang dibuat Kementerian Perhubungan Rp 10.000.

Development Manager Maxim Indonesia Imam Mutamad mengakui tarif murah yang dikenakan di tahap awal merupakan upaya promosi, pihaknya pun hanya mengenakan komisi 10% pada mitra pengemudi. Dia menegaskan upaya yang dihadirkan Maxi memberikan pilihan kepada pelanggan dan pengemudi.

"Inilah yang kami tawarkan pada driver memberikan satu pilihan, tanpa tujuan berkompetisi dengan yang sudah ada lebih dulu. Kami memberikan pilihan kepada pelanggan ataupun driver. Jika dilihat pengembangan maxim mendapatkan respons positif dari pasar," kata Imam saat berbincang dengan CNBC Indonesia Tv dalam Profit, Jumat (27/12/2019).

Imam menegaskan sebelum menerapkan harga yang sangat murah, Maxim melakukan perhitungan harga layak di setiap daerah. Setiap daerah menurutnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, untuk itu tarif yang berlaku tidak bisa disamaratakan.

Selain itu, mengandalkan fitur pemesanan kendaraan atau reservasi, di mana pelanggan yang punya kebutuhan lima hari dia bisa pesan dari sekarang sehingga punya kepastian akan driver dan waktu jemput.

"Kita bisa multi destinasi. Kita melihat ini keunggulan yang bisa diberikan. Fokus kita transportasi," ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

Pekan lalu kantor Maxim di Solo digeruduk driver Grab dan Gojek. Mereka protes dengan tarif murah Maxim yang dianggap bisa memicu perang tarif dan menurunkan pendapatan driver.

Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.

"Kami datang untuk mempertanyakan adanya ojek Maxim di Solo, padahal izinnya belum ada. Tarifnya pun tidak sesuai Permenhub," kata juru bicara Gojek, Bambang Wijanarko, di kantor Dishub Surakarta, Jumat (20/12/2019).

Setelah aksi demo tersebut, Grab dan Gojek memberikan batas waktu 2-3 hari untuk penyesuaian tarif. Audiensi pun dilakukan oleh Dishub Solo, Gojek, Maxim, dan Grab.

Penanggung Jawab aksi Bambang Wijanarko pun meminta pemerintah tegas dengan memblokir Maxim jika persyaratan belum dipenuhi.

"Selama izin belum lengkap seharusnya diblokir dulu. Hari ini kan katanya terakhir penyerahan dokumen," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dishub Surakarta, Hari Prihatno mengatakan Kemenhub telah melakukan pertemuan dengan Maxim terkait keluhan ojol di Solo. Maxim pun telah ditegur karena tidak patuh pada Permenhub 12 tahun 2019.

"Kemenhub dan Maxim sudah melakukan pertemuan di Jakarta. Kemenhub sudah memberikan teguran kepada Maxim. Kalau soal perizinan, Dishub tidak tahu, karena izin ada di pusat dan provinsi," ujar Hari belum lama.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular