
Keuangan PLN: Capex Dipangkas Jadi Rp53 T, Utang Rp500 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) dari posisi awal Rp 100 triliun menjadi Rp 53,9 triliun. Ditemui di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Kamis (25/6/2020), Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini memberikan penjelasan terkait hal itu.
"Kami meninjau lagi proyek ketenagalistrikan dengan proyeksi pertumbuhan beban dan kondisi terkini. Bagi pembangkit, transmisi, dan gardu induk dilakukan dengan skala prioritas," ujarnya.
Zulkifli menyebut proyek prioritas yang masih bisa ditunda maka akan dilakukan penundaan dengan mitigasi yang baik. Dengan begitu tidak berdampak signifikan pada sistem kelistrikan.
"Sangat penting juga bagi PLN sehingga prioritas saat pembiayaan operasi. Penurunan capex juga mengharuskan PLN jaga kondisi keuangan," kata Zulkifli.
Meski terjadi pemotongan, dia memastikan operasional dari PLN akan tetap dijaga. Zulkifli menegaskan proyek-proyek yang bakal ditunda, yakni proyek tahun ini, karena yang tahun-tahun sebelumnya tidak bisa ditunda.
"Yang penting proyek yang belum berkontrak. (jumlah belanja modal) Rp 53,9 triliun tepatnya," kata Zulkifli.
Utang PLN
Dalam kesempatan itu, eks Dirut Bank Mandiri itu bilang kalau utang PLN dalam lima tahun terakhir mencapai Rp 500 triliun. Utang itu digunakan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di antaranya pengerjaan proyek 35.000 MW.
"Lima tahun terakhir ini PLN membiayai investasinya itu dengan utang. Sehingga lima tahun yang lalu utang PLN secara minimal nggak sampai Rp 50 triliun. Tapi karena utang tiap tahun Rp 100 triliun, Rp 100 triliun, ya maka utang PLN di 2019 kemarin mendekati Rp 500 triliun," ujar Zulkifli.
"Sebagai bankir saya paham ini nggak sehat. Kalau ada debitur datang ke bank, mau investasi Rp 100 triliun, saya tanya, dana sendiri berapa, saya minta 30% kan. Tapi ini kan cash PLN dana sendiri 0, pinjaman 100%," lanjutnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bawahi 65 Perusahaan, Ini 4 Janji Bos Baru PLN