
PLN Punya Target Tinggi Kejar Bauran EBT, Sanggup Pak Zul?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23% pada 2025. Ini setara dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT mencapai 19,9 Giga Watt (GW).
Namun hingga 2019, kapasitas pembangkit listrik PT PLN (Persero) baru 7,8 GW. Artinya, butuh tambahan hingga 12,1 GW atau 155% guna mencapai target 2025 tersebut.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang harus menambah kapasitas terpasang sebesar 5 GW menjadi 12,8 GW pada 2024 atau bahkan 16,3 GW yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Kita identifikasikan permasalahannya dan ada tiga rangkaian inisiatif untuk mencapai aspirasi EBT tersebut," tuturnya dalam diskusi virtual yang ditayangkan langsung dalam kanal Youtube RakyatMerdeka TV pada Rabu (12/08/2020).
![]() |
Dia menyebutkan, tiga inisiatif tersebut antara lain implementasi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), lalu meluncurkan program Green Booster, serta membangun EBT berskala besar.
Untuk program Green Booster, menurutnya PLN akan melakukan CoFiring yakni mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil menjadi pembangkit listrik berbasis EBT. Lalu perseroan juga akan melakukan dediselisasi yaitu pengalihan penggunaan bahan bakar minyak ke sumber EBT.
Selain itu, perseroan akan memanfaatkan lahan-lahan bekas tambang yang tidak terpakai masih dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan memanfaatkan waduk atau bendungan yang ada dan bersifat multiguna selain sebagai irigasi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Pembangunan PLTS terapung yang bisa dibangun di atas bendungan atau waduk pun menurutnya akan dibatasi hanya 5% dari waduk tersebut sehingga tidak semua dari waduk akan tertutup. Salah satu proyek PLTS terapung yang tengah dibangun perseroan yaitu PLTS Cirata, Jawa Barat.
"Pemanfaatan waduk sangat baik karena tidak perlu adanya pembebasan lahan. Jika di Cirata ini berhasil, PLN akan melihat potensinya di waduk-waduk yang lain," ujarnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin pun mengingatkan bahwa peralihan sumber energi berbasis fosil ke EBT sudah menjadi kesepakatan bersama di berbagai negara di dunia, terutama saat suhu bumi naik 2 derajat. Masa transisi energi ia sebut akan mengubah banyak hal, misalnya dari penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak akan beralih ke kendaraan listrik.
"Saya bilang ke Pertamina, mobil akan (beralih) jadi (berbahan bakar) listrik, sedangkan 65% income pertamina dari bahan baku bensin. Begitu juga dengan PLN. Pembagkit PLN masih banyak yang batu bara, sulit, lebih dimusuhi," tuturnya
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjelasan Dirut PLN Soal Naiknya Tagihan Listrik Saat PSBB