
Jiwasraya Belum Juga Rilis Lapkeu 2018, Kenapa?
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 December 2019 20:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai saat ini PT Asuransi Jiwasraya (Persero) masih belum menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 2018. Manajamen menyatakan saat ini sedang dalam tahap menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP).
Mengacu data di laman Jiwasraya, terakhir perseroan merilis laporan keuangan pada tahun buku 2017 dan mendapat opini adverse atau dengan modifikasi dari Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers (PwC).
Ekuitas perseroan tercatat surplus Rp 5,6 triliun dan mencatatkan laba senilai Rp 360,30 miliar turun dari sebelumnya Rp 2,4 triliun setelah audit ulang PwC.
"Saat ini sedang dalam tahap penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)," kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Namun, Hexana tak menyebut, apakah akan kembali menunjuk kembali PwC sebagai KAP, namun prosesnya diperkirakan tak akan memakan waktu lama.
"Targetnya selesai dalam 3 bulan ini," kata Hexana.
Sejak 1 Oktober 2018, Jiwasraya mengumumkan adanya masalah likuiditas yang membuat manajemen tidak mampu membayar atau gagal bayar polis asuransi unit link Saving Plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar.
Manajemen baru Jiwasraya yang ditunjuk pada 18 Mei 2018 dipimpin Asmawi Syam melihat ada permasalahan pada produk ini dan melihat ada ketidakberesan dalam laporan keuangan.
Dalam paparannya, Hexana mengakui, menyelesaikan Jiwasraya tidaklah mudah karena masalah yang berlangsung cukup kompleks. "Solusi perusahaan bukan solusi sebuah bisnis asuransi biasa. Solusinya tidak gampang," jelasnya.
Ia menyebut, dalam laporan keuangan yang belum diaudit dan berakhir pada 31 Desember 2018, ekuitas perseroan tercatat minus Rp 10,24 triliun. Kondisi likuiditas yang terganggu menyebabkan perseroan mengalami gagal bayar dan defisit sebesar Rp 15,83 triliun.
(hoi/hoi) Next Article Fakta-Fakta Mengejutkan Megaskandal Jiwasraya
Mengacu data di laman Jiwasraya, terakhir perseroan merilis laporan keuangan pada tahun buku 2017 dan mendapat opini adverse atau dengan modifikasi dari Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers (PwC).
Ekuitas perseroan tercatat surplus Rp 5,6 triliun dan mencatatkan laba senilai Rp 360,30 miliar turun dari sebelumnya Rp 2,4 triliun setelah audit ulang PwC.
Namun, Hexana tak menyebut, apakah akan kembali menunjuk kembali PwC sebagai KAP, namun prosesnya diperkirakan tak akan memakan waktu lama.
"Targetnya selesai dalam 3 bulan ini," kata Hexana.
Sejak 1 Oktober 2018, Jiwasraya mengumumkan adanya masalah likuiditas yang membuat manajemen tidak mampu membayar atau gagal bayar polis asuransi unit link Saving Plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar.
Manajemen baru Jiwasraya yang ditunjuk pada 18 Mei 2018 dipimpin Asmawi Syam melihat ada permasalahan pada produk ini dan melihat ada ketidakberesan dalam laporan keuangan.
Dalam paparannya, Hexana mengakui, menyelesaikan Jiwasraya tidaklah mudah karena masalah yang berlangsung cukup kompleks. "Solusi perusahaan bukan solusi sebuah bisnis asuransi biasa. Solusinya tidak gampang," jelasnya.
Ia menyebut, dalam laporan keuangan yang belum diaudit dan berakhir pada 31 Desember 2018, ekuitas perseroan tercatat minus Rp 10,24 triliun. Kondisi likuiditas yang terganggu menyebabkan perseroan mengalami gagal bayar dan defisit sebesar Rp 15,83 triliun.
(hoi/hoi) Next Article Fakta-Fakta Mengejutkan Megaskandal Jiwasraya
Most Popular