
Bahlil Bereskan 3 Proyek Investasi Rp 100 T Dalam 1,5 Bulan!
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
13 December 2019 15:27

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan sejak duduk di kursi jabatannya, ia telah membereskan 3 proyek investasi akbar senilai Rp 100 triliun lebih.
Ketiga proyek tersebut adalah PLTU Tanjung Jati B yang digadang-gadang bakal salip Paiton dan jadi yang terbesar di Asia Tenggara, pabrik petrokimia investasi Lotte Chemical di Cilegon senilai US$ 4,2 miliar atau setara Rp 58,8 triliun, dan Hyundai Motor Company senilai US$ 1,5 miliar.
"Tiga itu nilainya Rp 100 triliun lebih, tapi bukan berarti investasinya masuk semua di 2020 ya, bertahap. Tapi nilainya segitu," ujar Bahlil saat bertandang ke CNBC Indonesia, Kamis (12/12/2019).
Investasi 3 proyek akbar ini, kata Bahlil, akan masuk bertahap ke Indonesia sampai 2023 mendatang.
Sebelumnya, 3 proyek ini memiliki hambatan masing-masing yang diklaim oleh Bahlil bisa diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan saja sejak ia menjabat di BKPM.
Lotte misalnya, "Itu investasinya yang akan masuk sampai US$ 4,2 miliar. Saya cek, saya undang Lotte-mya, kemudian kami bentuk tim."
Bahlil mengatakan saat itu ia juga ditargetkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk menyelesaikan masalah Lotte, sebelum Presiden Joko Widodo berangkat ke KTT Asean di Korea Selatan.
"Ini harus selesai, dan akhirnya 15 hari selesai. Bisa, Lottenya tidak dirugikan, KS juga dan Januari kita groundbreaking" ungkap Bahlil.
BKPM, kata dia, adalah penjaga pintu investasi ke Indonesia yang sebenarnya banyak yang mau masuk ke negara ini. Bukan cuma mengundang masuk, tapi BKPM juga harus memastikan bahwa investasi tersebut terealisasi.
Untuk itu, kata dia, mesti menguasai tak cuma ilmu birokrasi tapi juga ilmu lapangan. "Kebetulan saya dulu di lapangan, ilmu itu yang saya combine di BKPM."
Lalu soal Hyundai, yang sampai 2 tahun lebih terkatung-katung karena persoalan tax holiday. Akhirnya, kata dia, juga bisa dituntaskan. Bahlil mengatakan ia sampai meyakinkan Presiden Joko Widodo untuk tak ragu terkait investasi Hyundai. Apalagi saat itu Indonesia juga tarik-tarikan dengan Malaysia, bersaing mencuri hati Hyundai.
"Bukan masalah nilainya yang mungkin hanya US$ 1,5 miliar, tapi dilihat dari kepercayaan Hyundai pilih Indonesia ini dan ketika tanda tangan semua media di dunia menulis," jelasnya.
(gus/gus) Next Article Corona Bikin Ekonomi Keok, Bahlil Sesumbar Investasi Naik
Ketiga proyek tersebut adalah PLTU Tanjung Jati B yang digadang-gadang bakal salip Paiton dan jadi yang terbesar di Asia Tenggara, pabrik petrokimia investasi Lotte Chemical di Cilegon senilai US$ 4,2 miliar atau setara Rp 58,8 triliun, dan Hyundai Motor Company senilai US$ 1,5 miliar.
"Tiga itu nilainya Rp 100 triliun lebih, tapi bukan berarti investasinya masuk semua di 2020 ya, bertahap. Tapi nilainya segitu," ujar Bahlil saat bertandang ke CNBC Indonesia, Kamis (12/12/2019).
Sebelumnya, 3 proyek ini memiliki hambatan masing-masing yang diklaim oleh Bahlil bisa diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan saja sejak ia menjabat di BKPM.
Lotte misalnya, "Itu investasinya yang akan masuk sampai US$ 4,2 miliar. Saya cek, saya undang Lotte-mya, kemudian kami bentuk tim."
Bahlil mengatakan saat itu ia juga ditargetkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk menyelesaikan masalah Lotte, sebelum Presiden Joko Widodo berangkat ke KTT Asean di Korea Selatan.
"Ini harus selesai, dan akhirnya 15 hari selesai. Bisa, Lottenya tidak dirugikan, KS juga dan Januari kita groundbreaking" ungkap Bahlil.
BKPM, kata dia, adalah penjaga pintu investasi ke Indonesia yang sebenarnya banyak yang mau masuk ke negara ini. Bukan cuma mengundang masuk, tapi BKPM juga harus memastikan bahwa investasi tersebut terealisasi.
Untuk itu, kata dia, mesti menguasai tak cuma ilmu birokrasi tapi juga ilmu lapangan. "Kebetulan saya dulu di lapangan, ilmu itu yang saya combine di BKPM."
Lalu soal Hyundai, yang sampai 2 tahun lebih terkatung-katung karena persoalan tax holiday. Akhirnya, kata dia, juga bisa dituntaskan. Bahlil mengatakan ia sampai meyakinkan Presiden Joko Widodo untuk tak ragu terkait investasi Hyundai. Apalagi saat itu Indonesia juga tarik-tarikan dengan Malaysia, bersaing mencuri hati Hyundai.
"Bukan masalah nilainya yang mungkin hanya US$ 1,5 miliar, tapi dilihat dari kepercayaan Hyundai pilih Indonesia ini dan ketika tanda tangan semua media di dunia menulis," jelasnya.
(gus/gus) Next Article Corona Bikin Ekonomi Keok, Bahlil Sesumbar Investasi Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular