
Waduh Bahaya! Ada Oknum yang Hambat RI Bangun Kilang Minyak
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
13 December 2019 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkap susahnya RI membangun kilang memang menjadi perhatian besar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, memang selama ini ada yang tidak suka jika impor minyak RI berkurang.
Pembangunan kilang, kata Bahlil, masuk sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) BKPM. Lembaga ini diminta mengawal dan berurusan untuk memastikan pembangunan kilang bisa tereksekusi.
"Impor terbesar kita itu minyak dan gas, setelah itu baja. Memang kita senang impor, tapi yang kena itu negara. Padahal dengan kilang, harga minyak bisa lebih murah dan negara bisa untung," ujar Bahlil saat berkunjung ke CNBC Indonesia, Kamis (12/12/2019).
Kondisi ini dinilai Bahlil sangat memprihatinkan, apalagi jika dibandingkan dengan Singapura. "Mereka tidak punya minyak, tapi punya kilang. Sudah gila ini."
Membangun kilang, lanjutnya, adalah persoalan mau atau tidak. Menurut Bahlil, Jokowi sampai meminta untuk menelusuri siapa-siapa saja oknum-oknum yang keberatan dengan pembangunan kilang ini. Jika terbukti menghambat akan ditindak langsung oleh Presiden.
Bahlil pun bercerita soal pengalaman Luhut Binsar Pandjaitan waktu menerapkan B20 yang berlaku mulai September 2018 lalu. Menurut cerita Luhut ke Bahlil, B20 semestinya bisa berlaku lebih cepat. "Tapi tidak bisa karena ada yang menghambat," ceritanya.
Padahal dengan penerapan B20, impor bisa ditekan 20%. Nanti di 2020 dengan berlakunya B30, bahkan ia optimistis bisa menekan impor migas hingga 40%. "Efisiensinya sangat besar, masa tega impor terus."
Simak video Jokowi Curhat RI 30 Tahun Tak Punya Kilang Minyak Baru
(gus/gus) Next Article "Singapura Tak Punya Minyak Tapi Punya Kilang, Udah Gila!"
Pembangunan kilang, kata Bahlil, masuk sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) BKPM. Lembaga ini diminta mengawal dan berurusan untuk memastikan pembangunan kilang bisa tereksekusi.
"Impor terbesar kita itu minyak dan gas, setelah itu baja. Memang kita senang impor, tapi yang kena itu negara. Padahal dengan kilang, harga minyak bisa lebih murah dan negara bisa untung," ujar Bahlil saat berkunjung ke CNBC Indonesia, Kamis (12/12/2019).
![]() |
Membangun kilang, lanjutnya, adalah persoalan mau atau tidak. Menurut Bahlil, Jokowi sampai meminta untuk menelusuri siapa-siapa saja oknum-oknum yang keberatan dengan pembangunan kilang ini. Jika terbukti menghambat akan ditindak langsung oleh Presiden.
Bahlil pun bercerita soal pengalaman Luhut Binsar Pandjaitan waktu menerapkan B20 yang berlaku mulai September 2018 lalu. Menurut cerita Luhut ke Bahlil, B20 semestinya bisa berlaku lebih cepat. "Tapi tidak bisa karena ada yang menghambat," ceritanya.
Padahal dengan penerapan B20, impor bisa ditekan 20%. Nanti di 2020 dengan berlakunya B30, bahkan ia optimistis bisa menekan impor migas hingga 40%. "Efisiensinya sangat besar, masa tega impor terus."
Simak video Jokowi Curhat RI 30 Tahun Tak Punya Kilang Minyak Baru
(gus/gus) Next Article "Singapura Tak Punya Minyak Tapi Punya Kilang, Udah Gila!"
Most Popular