
Penjualan Mobil-Motor Lesu, Pantas Ekonomi RI Layu
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2019 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalau sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau sekadar kerja, kera juga bekerja.
Kalimat legendaris itu diucapkan oleh seorang tokoh besar yaitu Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kita kenal sebagai Buya Hamka. Inti dari kata-kata sang begawan adalah manusia jangan sekadar hidup, jangan sekadar kerja, tetapi harus lebih dari itu. Harus tumbuh, harus dinamis.
Begitu pula dengan ekonomi. Kalau manusia hanya sekadar makan atau memenuhi kebutuhan pokok, maka ekonomi tidak akan tumbuh. Bila memang tumbuh, maka seadanya saja. Tidak tinggi, tidak berkualitas.
Itulah mengapa penjualan barang-barang kebutuhan tersier kerap menjadi indikator penanda ke mana ekonomi akan bergerak. Ketika penjualan barang tersier tumbuh tinggi, maka ekonomi pun demikian. Sebab ya itu tadi, orang-orang tidak sekadar menyambung hidup tetapi meningkatkan kualitasnya.
Tidak heran salah satu indikator untuk mengeker arah pertumbuhan ekonomi adalah penjualan kendaraan bermotor, baik itu mobil maupun sepeda motor. Kala penjualan mobil dan sepeda motor melesat, maka pertumbuhan ekonomi juga kencang.
Saat ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 6% pada 2011, penjualan sepeda motor dan mobil mampu tumbuh dua digit. Bahkan mendekati 30%.
Sayangnya, kini penjualan kuda dan kereta besi itu sedang nyungsep. Pada Oktober, penjualan mobil turun 9,5% year-on-year (YoY). Sudah empat bulan beruntun penjualan mobil berada di teritori negatif.
Sementara penjualan sepeda motor turun 2% YoY pada Oktober. Dalam tiga bulan terakhir, penjualan motor terlihat dalam tren menurun.
Kalimat legendaris itu diucapkan oleh seorang tokoh besar yaitu Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kita kenal sebagai Buya Hamka. Inti dari kata-kata sang begawan adalah manusia jangan sekadar hidup, jangan sekadar kerja, tetapi harus lebih dari itu. Harus tumbuh, harus dinamis.
Begitu pula dengan ekonomi. Kalau manusia hanya sekadar makan atau memenuhi kebutuhan pokok, maka ekonomi tidak akan tumbuh. Bila memang tumbuh, maka seadanya saja. Tidak tinggi, tidak berkualitas.
Tidak heran salah satu indikator untuk mengeker arah pertumbuhan ekonomi adalah penjualan kendaraan bermotor, baik itu mobil maupun sepeda motor. Kala penjualan mobil dan sepeda motor melesat, maka pertumbuhan ekonomi juga kencang.
Saat ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 6% pada 2011, penjualan sepeda motor dan mobil mampu tumbuh dua digit. Bahkan mendekati 30%.
Sayangnya, kini penjualan kuda dan kereta besi itu sedang nyungsep. Pada Oktober, penjualan mobil turun 9,5% year-on-year (YoY). Sudah empat bulan beruntun penjualan mobil berada di teritori negatif.
Sementara penjualan sepeda motor turun 2% YoY pada Oktober. Dalam tiga bulan terakhir, penjualan motor terlihat dalam tren menurun.
![]() |
Next Page
Ekspor dan Investasi Tekor
Pages
Most Popular