
Gara-gara Bea Impor Trump, Industri Bir AS PHK 40.000 Orang
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
24 May 2019 15:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri bir Amerika Serikat (AS) kehilangan puluhan ribu lapangan kerja akibat bea impor yang dikenakan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sebuah laporan oleh dua kelompok perdagangan menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan di industri bir AS turun 40.000 sejak 2016 karena bea impor logam menaikkan ongkos pembuatan kaleng aluminium untuk minuman beralkohol itu. Hal tersebut menyebabkan turunnya investasi.
Studi dua tahunan yang dilakukan oleh Beer Institute dan Asosiasi Pedagang Bir Nasional mengatakan pekerjaan langsung, tidak langsung, dan terinduksi turun menjadi 2,19 juta pada 2018 dari 2,23 juta pada 2016.
"Tarif impor aluminium menaikkan biaya bagi pembuat bir dan menjadi jangkar bagi industri yang dinamis," kata Jim McGreevy, kepala eksekutif Beer Institute di Washington, dalam sebuah pernyataan melalui email, dilansir dari The Star, Jumat (24/05/2019).
"Setiap pembuat bir memutuskan sendiri bagaimana cara menyerap biaya itu, apakah dengan menaikkan harga, merumahkan pekerja, atau menunda inovasi dan ekspansi."
Biaya pengiriman dan logistik untuk pengiriman aluminium ke Midwest AS, yang dikenal sebagai "premium," meningkat lebih dari dua kali lipat ketika Trump mengenakan bea masuk 10% terhadap impor logam.
Molson Coors Brewing Co. tahun lalu memperkirakan bahwa retribusi itu akan memangkas US$40 juta (Rp 576 miliar) dari laba perusahaan.
Meski demikian, pengenaan bea masuk itu mungkin bukan satu-satunya hal yang merugikan lapangan kerja di industri tersebut.
Jumlah total bir, anggur, dan alkohol yang dikonsumsi di AS turun 0,8% pada 2018, menurun tiga tahun berturut-turut, menurut laporan dari IWSR, yang mempelajari pasar minuman.
Penyebab utamanya adalah turunnya konsumsi bir sebesar 1,5% karena lebih banyak peminum tertarik pada spirit dan anggur.
Seorang juru bicara Industri Bir mengatakan pada Kamis dalam sebuah pernyataan bahwa sementara kelompok itu tidak dapat mengatakan tarif adalah satu-satunya penyebab, bukti-bukti mendukung pendapat bahwa para pabrikan bir menanam investasi lebih sedikit karena bea impor aluminium.
(prm) Next Article Cukai Alkohol Mahal, Produsen Anker Bir Putar Otak
Sebuah laporan oleh dua kelompok perdagangan menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan di industri bir AS turun 40.000 sejak 2016 karena bea impor logam menaikkan ongkos pembuatan kaleng aluminium untuk minuman beralkohol itu. Hal tersebut menyebabkan turunnya investasi.
Studi dua tahunan yang dilakukan oleh Beer Institute dan Asosiasi Pedagang Bir Nasional mengatakan pekerjaan langsung, tidak langsung, dan terinduksi turun menjadi 2,19 juta pada 2018 dari 2,23 juta pada 2016.
"Setiap pembuat bir memutuskan sendiri bagaimana cara menyerap biaya itu, apakah dengan menaikkan harga, merumahkan pekerja, atau menunda inovasi dan ekspansi."
Biaya pengiriman dan logistik untuk pengiriman aluminium ke Midwest AS, yang dikenal sebagai "premium," meningkat lebih dari dua kali lipat ketika Trump mengenakan bea masuk 10% terhadap impor logam.
Molson Coors Brewing Co. tahun lalu memperkirakan bahwa retribusi itu akan memangkas US$40 juta (Rp 576 miliar) dari laba perusahaan.
Meski demikian, pengenaan bea masuk itu mungkin bukan satu-satunya hal yang merugikan lapangan kerja di industri tersebut.
![]() |
Jumlah total bir, anggur, dan alkohol yang dikonsumsi di AS turun 0,8% pada 2018, menurun tiga tahun berturut-turut, menurut laporan dari IWSR, yang mempelajari pasar minuman.
Penyebab utamanya adalah turunnya konsumsi bir sebesar 1,5% karena lebih banyak peminum tertarik pada spirit dan anggur.
Seorang juru bicara Industri Bir mengatakan pada Kamis dalam sebuah pernyataan bahwa sementara kelompok itu tidak dapat mengatakan tarif adalah satu-satunya penyebab, bukti-bukti mendukung pendapat bahwa para pabrikan bir menanam investasi lebih sedikit karena bea impor aluminium.
(prm) Next Article Cukai Alkohol Mahal, Produsen Anker Bir Putar Otak
Most Popular