
Ini Negara Eksportir Baja yang Terdampak Kebijakan Trump
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 March 2018 14:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan sebuah kebijakan kontroversial. Trump menyampaikan pemerintahannya akan mengenakan bea impor untuk produk baja dan aluminium masing-masing sebesar 25% dan 10%.
Kebijakan yang rencananya akan diumumkan secara resmi minggu depan ini akan berlaku bagi semua negara eksportir. AS merupakan importir baja terbesar di dunia.
Mengutip International Trade Administration, Secara year-to-date (YTD) sampai dengan September 2017 silam, AS mengimpor 26,9 juta metrik ton baja, naik 19,5% dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya senilai 22,5 juta metrik ton. Impor baja AS sepanjang 9 bulan pertama 2017 tercatat sebesar US$ 21,9 miliar, naik 34%% YoY dari yang sebelumnya US$ 16,4 miliar.
Pengenaan tarif bea masuk yang begitu besar tentu menjadi tamparan keras bagi negara-negara pengekspor baja ke AS. Besarnya tarif yang diberlakukan sangat mungkin membuat konsumen beralih menggunakan baja hasil pabrikan dalam negeri.
Berikut adalah 10 besar eksportir baja ke AS.
Secara kumulatif, 10 besar negara pengekspor baja ke AS berkontribusi sebesar 78% dari total impor baja AS. Walaupun peringkat 10 besar pengekspor baja ke AS terus berubah-ubah, Kanada tetap memegang posisi nomor 1. Per akhir 2016 lalu, Kanada menguasai hingga 17% pangsa pasar impor baja AS dengan volume sebanyak 5,2 juta metrik ton.
Sentimen Negatif untuk Pasar Saham
Pengenaan bea masuk untuk baja lantas menekan bursa saham Asia pada perdagangan terakhir di minggu ini. Indeks Nikkei ditutup anjlok 2,5%, seiring turunnya saham-saham produsen baja: JFE Holdings turun 2,8%, Nisshin Steel turun 2,55%, dan Kobe Steel turun 2.68%.
Hal senada juga terjadi di Korea Selatan (indeks Kospi -1,04%). Harga saham produsen baja Posco diperdagangkan melemah 3,46% dan Hyundai Steel turun 2,8%.
(hps) Next Article Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Hilir Baja
Kebijakan yang rencananya akan diumumkan secara resmi minggu depan ini akan berlaku bagi semua negara eksportir. AS merupakan importir baja terbesar di dunia.
Mengutip International Trade Administration, Secara year-to-date (YTD) sampai dengan September 2017 silam, AS mengimpor 26,9 juta metrik ton baja, naik 19,5% dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya senilai 22,5 juta metrik ton. Impor baja AS sepanjang 9 bulan pertama 2017 tercatat sebesar US$ 21,9 miliar, naik 34%% YoY dari yang sebelumnya US$ 16,4 miliar.
Berikut adalah 10 besar eksportir baja ke AS.
![]() |
Secara kumulatif, 10 besar negara pengekspor baja ke AS berkontribusi sebesar 78% dari total impor baja AS. Walaupun peringkat 10 besar pengekspor baja ke AS terus berubah-ubah, Kanada tetap memegang posisi nomor 1. Per akhir 2016 lalu, Kanada menguasai hingga 17% pangsa pasar impor baja AS dengan volume sebanyak 5,2 juta metrik ton.
Sentimen Negatif untuk Pasar Saham
Pengenaan bea masuk untuk baja lantas menekan bursa saham Asia pada perdagangan terakhir di minggu ini. Indeks Nikkei ditutup anjlok 2,5%, seiring turunnya saham-saham produsen baja: JFE Holdings turun 2,8%, Nisshin Steel turun 2,55%, dan Kobe Steel turun 2.68%.
Hal senada juga terjadi di Korea Selatan (indeks Kospi -1,04%). Harga saham produsen baja Posco diperdagangkan melemah 3,46% dan Hyundai Steel turun 2,8%.
(hps) Next Article Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Hilir Baja
Most Popular