Internasional

Perluas Pasar di China, Heineken Teken Kesepakatan Rp 45 T

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
03 August 2018 11:42
Heineken masuk ke pasar China tahun 1983 namun kesulitan membangun jaringan distribusi yang kuat.
Foto: REUTERS/Paulo Whitaker/File Photo
Hong Kong, CNBC Indonesia - Perusahaan pembuat bir asal Belanda, Heineken NV, menandatangani perjanjian kerja sama senilai US$3,1 miliar atau sekitar Rp 44,9 triliun dengan China Resources Beer Co Ltd. Kedua perusahaan sedang mencoba untuk memenuhi permintaan akan merek bir premium yang terus tumbuh di pasar bir terbesar di dunia itu.

China Resources Beer adalah perusahaan yang memegang kendali perusahaan pembuat bir terbesar di Negeri Tirai Bambu, CRH Beer.

Kesepakatan itu membuat Heineken, produsen bir nomor dua di dunia, mengambil alih 40% kepemilikan saham CRH Beer senilai US$3,1 miliar. Akuisisi itu memberi Heineken jaringan distribusi yang kuat di China dan akses yang lebih besar terhadap sektor bir premium dengan pertumbuhan terbesar dunia itu.

China Resources Enterprise, yang memiliki CRH Beer, juga akan membeli 0,9% saham Heineken senilai US$537,5 juta. Keseluruhan transaksi itu menghasilkan investasi bersih senilai US$2,2 miliar oleh Heineken, kata kedua perusahaan dalam pernyataan bersama, dikutip dari Reuters hari Jumat (3/8/2018).

"Kami yakin kami dapat meraih kemenangan bersama di era baru pasar bir China ini, di mana segmen premium akan menjadi semakin penting," kata chairman China Resources Enterprise Chen Lang.

"Heineken adalah rekan yang sempurna untuk mencapai ambisi kami di China dan - sebagai seorang rekan internasional - untuk mendukung bisnis kami di luar China."


Perusahaan sedang melakukan uji kelayakan (due diligence) dan perlu mendapatkan persetujuan antimonopoli dari China, menurut seorang sumber yang mengetahui hal itu. Transaksi itu diperkirakan akan rampung akhir tahun ini.

Perjanjian itu terjadi ketika raksasa bir global, seperti Heineken, Ab InBev, dan Carlsberg, sedang menghadapi persaingan ketat di pasar negara-negara berkembang yang disebut-sebut sebagai motor utama pertumbuhan bisnis bir.

Heineken menjual premium bir jenis lager, seperti Heineken, Tiger, dan Sol di China, bersama dengan merek lokal yang lebih murah, seperti Anchor dan Hainan Beer.

Konsumsi bir China menurun sejak 2013 akibat perubahan pilihan rasa konsumen ke alternatif lain, seperti wine. Namun, kategori bir premium telah tumbuh hingga dua digit secara tahunan sejak 2012, menurut data Euromonitor.

Heineken masuk ke pasar China tahun 1983 namun kesulitan membangun jaringan distribusi yang kuat. Perusahaan juga kesulitan membangun merek Heineken-nya yang terus tertinggal dari Budweiser milik AB InBev di sektor bir premium, kata beberapa analis.
(prm) Next Article Kinerja Semester I Meleset, Heineken Pangkas Target Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular