Internasional

Air Mata hingga Sketsa Putin, Ini 5 Momen Unik Pertemuan G20

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 December 2018 13:46
Para pemimpin dunia berkumpul dalam sebuah acara besar pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina, yang disebut diwarnai jurang pemisah terkait perdagangan global
Foto: Para pemimpin G20 berpose untuk foto bersama selama KTT G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Marcos Brindicci
Buenos Aires, CNBC Indonesia - Para pemimpin dunia berkumpul dalam sebuah acara besar pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina, yang disebut diwarnai jurang pemisah terkait perdagangan global dan perubahan iklim.

Namun, ternyata suasana yang terjadi tak melulu suram dan kelabu. Ada lima momen di hari pertama pertemuan, Jumat (30/11/2018), yang mampu mengundang senyum ataupun kerut di kening Anda.


Berikut adalah kelima peristiwa tersebut sebagaimana dilansir dari AFP, Sabtu.

Jabat Tangan untuk Pangeran Arab

Semua mata tertuju pada Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan bagaimana para pemimpin dunia akan menyapanya setelah kasus pembunuhan dan mutilasi jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Arab di Istanbul memantik protes keras dunia.

Ia ternyata dapat berbaur dengan cukup cair dan bahkan menerima jabat tangan erat dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang juga sedang dirundung masalah terkait konflik terbarunya dengan negara tetangga Ukraina. Keduanya terlihat tertawa seolah melupakan sejenak masalah mereka, tulis AFP.

Air Mata hingga Sketsa Putin, Ini 5 Momen Unik Pertemuan G2Foto: Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyapa Presiden Rusia Vladimir Putin selama pembukaan KTT para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina pada 30 November 2018 dalam gambar ini diambil dari video. KTT KTT TV Reuters melalui REUTERS

Hal yang lebih aneh lagi adalah dialog singkat sang pangeran dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang divideokan oleh salah seorang pembantunya dan diunggah ke Twitter. Macron tampaknya sedang menanyakan sesuatu kepada Pangeran Mohammed.

"Jangan cemas," kata Pangeran Mohammed dalam bahasa Inggris kepada Macron yang merespons "Saya benar-benar cemas. Saya khawatir."


Namun, hal ini mendapat perhatian luas dari media sosial dengan Macron berkata kepada sang pangeran "Anda tidak pernah mendengarkan saya," yang dibalas Pangeran Mohammed dengan, "Saya akan mendengar [Anda], tentu saja."

Prancis pada 22 November lalu menjatuhkan sanksi, termasuk larangan perjalanan, terhadap 18 warga Arab Saudi yang terkait pembunuhan jurnalis Arab Jamal Khashoggi. Pemerintah juga mengatakan akan ada lebih banyak sanksi lagi yang dikenakan bergantung pada hasil penyelidikan.

Diplomasi Menggambar a La Putin

Dalam sebuah pertemuan dengan Macron, Putin sampai harus menggambar peta Selat Kerch untuk memperkuat posisinya bahwa kapal-kapal Ukraina yang ditahan angkatan lautnya hari Minggu lalu telah menerobos batas laut Rusia, kata seorang staf delegasi Prancis.

"Putin mengambil selembar kertas dan menggambar laut tersebut dan selatnya dan mencoba menjelaskan kepada presiden mengenai rute yang diambil kapal-kapal Ukraina melalui wilayah laut netral hingga ke teritorial [Rusia]," kata staf yang tampaknya terkagum-kagum itu.

Apakah Arti Sebuah Nama?

Di tengah tegangnya ancaman perang dagang yang memayungi pertemuan tingkat tinggi tersebut, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Meksiko dapat mendulang sukses di hari pertama dengan penandatanganan perjanjian baru NAFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara). Namun, blok dagang ini rupanya masih belum sepakat harus diberi nama apa perjanjian itu.

Air Mata hingga Sketsa Putin, Ini 5 Momen Unik Pertemuan G2Foto: Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menghadiri upacara penandatanganan USMCA sebelum pertemuan para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Kevin Lamarque
AS berkeras menyebut kesepakatan itu dengan nama USMCA (Perjanjian AS-Meksiko-Kanada) sementara Meksiko menamainya TMEC dan Kanada membongkar-pasang susunan inisialnya menjadi CUSMA.

Usaha ketiga negara untuk meletakkan inisial namanya di bagian depan perjanjian bukanlah awal yang baik bagi kesepakatan tersebut.

'Don't Cry for Me, Argentina'

Ini adalah masa-masa yang melelahkan dan emosional bagi Presiden Argentina Mauricio Macri yang menjadi tuan rumah dalam perayaan musikal di Teatro Colon, Buenos Aires.

Bagian akhir pagelaran dari para penari membuat para penonton berdiri disertai dengan seruan ritmis "Argentina, Argentina" dan penampilan kekayaan budaya negara Amerika Selatan itu.

Air Mata hingga Sketsa Putin, Ini 5 Momen Unik Pertemuan G2Foto: Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla disambut oleh Presiden Argentina Mauricio Macri ketika ia tiba untuk KTT para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Marcos Brindicci
Macri yang sangat bangga tak mampu menahan rasa haru. Air mata mengalir di pipinya sementara istrinya Juliana Awada serta Kanselir Jerman Angela Merkel tampak menepuk-nepuk punggung Macri untuk menenangkannya.

Beberapa saat sebelumnya, puluhan ribu orang berdemo di jalanan memprotes pemerintah Macri yang menghabiskan dana jutaan dolar untuk menjadi tuan rumah pertemuan G20 di saat negara itu sedang bergelut di bibir jurang krisis ekonomi.

Trump Pernah Jadi Pemenang

Setelah kemenangan mengejutkan Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bergerak cepat membangun hubungan erat dengan taipan properti itu.

Namun, pujian yang ia sampaikan dalam pertemuan terbaru mereka justru membuat kening berkerut.

Air Mata hingga Sketsa Putin, Ini 5 Momen Unik Pertemuan G2Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Argentina Mauricio Macri bertemu sebelum pertemuan para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Kevin Lamarque
"Saya ingin memberi selamat atas kemenangan bersejarah Anda dalam pemilu sela di Amerika Serikat," kata Abe kepada Trump.

Partai yang mengusung Trump, Partai Republik, kehilangan 40 kursi di House of Representatives pada pemilu sela 6 November lalu dan kontrol mayoritas di kamar itu jatuh kepada Partai Demokrat. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu agenda legislasi sang presiden.


Dengan Partai Republik yang masih mempertahankan kekuatan mayoritas di Senat, Trump yang dikenal tidak memiliki rasa rendah hati ini, telah menyebut pemilihannya sebagai sebuah kemenangan berdasarkan standar sejarah untuk seorang presiden yang melalui masa pemilu sela.


(prm) Next Article Trump Batalkan Pertemuan dengan Putin di G20

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular