
Internasional
Kronologi Brexit: Referendum hingga Mundurnya Para Menteri
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
16 November 2018 12:22

London, CNBC Indonesia - Keputusan masyarakat Inggris untuk memilih keluar dari Uni Eropa (UE) di 2016 mengejutkan dunia. Sejak saat itu, proses panjang dan berbelit yang harus dijalani Inggris dan blok mata uang euro, atau lebih dikenal dengan Brexit, telah berlangsung.
Proses ini memberi tekanan tersendiri bagi pemerintahanĀ Perdana Menteri Theresa May yang telah menerima belasan surat pengunduran diri dari para menteri anggota kabinetnya.
Berikut adalah kronologi Brexit sebagaimana dilansir dari AFP, Jumat (16/11/2018).
- Warga Inggris memilih untuk pergi -
Dalam referendum pada 23 Juni 2016, 52% warga Inggris memilih untuk mengakhiri keanggotaan mereka di UE sementara 48%-nya ingin tetap berada di zona euro.
Hasilnya mendorong pengunduran diri Perdana Menteri David Cameron dari Partai Konservatif di hari berikutnya. Ia telah menyerukan referendum dan memimpin kampanye agar Inggris tetap berada di UE.
Dalam perlombaan untuk menggantikannya, juru kampanye Brexit Boris Johnson mengundurkan diri pada menit terakhir dan Theresa May, menteri dalam negeri Cameron selama enam tahun, menjadi perdana menteri pada 11 Juli.
- Berpisah -
Pada 17 Januari 2017, May memberikan pidato penting yang menetapkanĀ strategi Brexit-nya dan mengatakan Inggris juga akan meninggalkan pasar tunggal Eropa.
Pada tanggal 13 Maret parlemen Inggris memberikan persetujuan akhir untuk RUU yang memberi May kekuatan untuk memicu Pasal 50 dari perjanjian UE yang memaparkan proses untuk meninggalkan blok tersebut.
- Proses keluar dimulai -
Melalui surat kepada Presiden Uni Eropa Donald Tusk pada 29 Maret yang secara resmi mengumumkan niat untuk pergi, pemerintah Inggris melaksanakan ketentuan Pasal 50.
Jadwal dua tahun untuk penarikan ditetapkan akan berakhir pada 29 Maret 2019.
- Kehilangan mayoritas di parlemen -
Untuk memanfaatkan kelemahan yang dirasakan dari oposisi partai Buruh dan memperkuat kuasanya dalam negosiasi Brexit, May menyerukan pemilihan cepat untuk 8 Juni.
Spekulasinya menjadi bumerang ketika Partai Konservatif justru kehilangan posisi mayoritas parlemen mereka. Mereka dipaksa untuk membuat kesepakatan dengan Northern Ireland's Democratic Unionist Party (DUP)/Partai Demokrat Irlandia Utara untuk dapat memerintah.
Masalah jaminan Inggris untuk menjaga perbatasan yang terbuka antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia setelah Brexit menjadi titik kunci dalam negosiasi.
- Persyaratan pertama disetujui -
Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang beberapa ketentuan kunci pemisahan pada awal Desember 2017 setelah negosiasi sepanjang malam. Kesepakatan itu termasuk tagihan Uni Eropa terhadap Inggris sebagai bagian dari penyelesaian.
Para pemimpin Uni Eropa memberi lampu hijau bagi tahap berikutnya dalam pembicaraan Brexit, termasuk tentang bagaimana Inggris akan terus berdagang dengan blok itu setelah berpisah.
- RUU Brexit disahkan -
Sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang mengesahkan keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa diloloskan menjadi undang-undang pada 26 Juni 2018, setelah berbulan-bulan perdebatan dan setelah menerima persetujuan resmi dari Ratu Elizabeth II.
RUU itu mentransfer beberapa dekade undang-undang Eropa ke dalam buku-buku undang-undang Inggris dan mengabadikan "hari Brexit" pada 29 Maret 2019.
- Menteri penting mengundurkan diri -
Pada tanggal 6 Juli, May memenangkan persetujuan dari kabinetnya yang berseteru untuk mengejar "wilayah perdagangan bebas Inggris-UE" yang akan mempertahankan keberpihakan yang kuat dengan Uni Eropa setelah Brexit.
Dua hari kemudian, David Davis, menteri Brexit, dan wakilnya mengundurkan diri. May memberikan "terlalu banyak kemudahan", kata Davis.
Hal ini menjadi lebih buruk saat Menteri Luar Negeri Boris Johnson juga mengundurkan diri pada tanggal 9 Juli, setelah mengkritik denah Brexit secara pribadi, dan menjadi kritikus utama atas rencana May.
- Rancangan kesepakatan disetujui -
Uni Eropa pada 13 November mempublikasikan rencana darurat untuk Brexit "tanpa-kesepakatan".
Tetapi beberapa jam kemudian, kantor May mengatakan tim-tim negosiasi telah menyetujui draf perjanjian untuk Brexit.
Pada tanggal 14 November, kabinet mengadakan rapat selama lebih dari lima jam membahas rancangan tersebut. May setelah itu mengatakan kabinetnya telah mencapai "keputusan kolektif" untuk mendukung draft tersebut.
- Pemberontakan -
Pada tanggal 15 November, empat menteri, termasuk Menteri Brexit Dominic Raab, mundur sebagai protes terhadap kesepakatan tersebut yang mati-matian di bela May di parlemen.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk menegaskan blok itu akan mengadakan pertemuan khusus untuk menyepakati rancangan perjanjian tersebut pada 25 November. Parlemen Inggris sendiri dijadwalkan akan mengadakan pemungutan di Desember.
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Proses ini memberi tekanan tersendiri bagi pemerintahanĀ Perdana Menteri Theresa May yang telah menerima belasan surat pengunduran diri dari para menteri anggota kabinetnya.
Berikut adalah kronologi Brexit sebagaimana dilansir dari AFP, Jumat (16/11/2018).
Dalam referendum pada 23 Juni 2016, 52% warga Inggris memilih untuk mengakhiri keanggotaan mereka di UE sementara 48%-nya ingin tetap berada di zona euro.
Hasilnya mendorong pengunduran diri Perdana Menteri David Cameron dari Partai Konservatif di hari berikutnya. Ia telah menyerukan referendum dan memimpin kampanye agar Inggris tetap berada di UE.
Dalam perlombaan untuk menggantikannya, juru kampanye Brexit Boris Johnson mengundurkan diri pada menit terakhir dan Theresa May, menteri dalam negeri Cameron selama enam tahun, menjadi perdana menteri pada 11 Juli.
- Berpisah -
Pada 17 Januari 2017, May memberikan pidato penting yang menetapkanĀ strategi Brexit-nya dan mengatakan Inggris juga akan meninggalkan pasar tunggal Eropa.
Pada tanggal 13 Maret parlemen Inggris memberikan persetujuan akhir untuk RUU yang memberi May kekuatan untuk memicu Pasal 50 dari perjanjian UE yang memaparkan proses untuk meninggalkan blok tersebut.
- Proses keluar dimulai -
Melalui surat kepada Presiden Uni Eropa Donald Tusk pada 29 Maret yang secara resmi mengumumkan niat untuk pergi, pemerintah Inggris melaksanakan ketentuan Pasal 50.
Jadwal dua tahun untuk penarikan ditetapkan akan berakhir pada 29 Maret 2019.
- Kehilangan mayoritas di parlemen -
Untuk memanfaatkan kelemahan yang dirasakan dari oposisi partai Buruh dan memperkuat kuasanya dalam negosiasi Brexit, May menyerukan pemilihan cepat untuk 8 Juni.
![]() |
Masalah jaminan Inggris untuk menjaga perbatasan yang terbuka antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia setelah Brexit menjadi titik kunci dalam negosiasi.
- Persyaratan pertama disetujui -
Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang beberapa ketentuan kunci pemisahan pada awal Desember 2017 setelah negosiasi sepanjang malam. Kesepakatan itu termasuk tagihan Uni Eropa terhadap Inggris sebagai bagian dari penyelesaian.
Para pemimpin Uni Eropa memberi lampu hijau bagi tahap berikutnya dalam pembicaraan Brexit, termasuk tentang bagaimana Inggris akan terus berdagang dengan blok itu setelah berpisah.
- RUU Brexit disahkan -
Sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang mengesahkan keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa diloloskan menjadi undang-undang pada 26 Juni 2018, setelah berbulan-bulan perdebatan dan setelah menerima persetujuan resmi dari Ratu Elizabeth II.
RUU itu mentransfer beberapa dekade undang-undang Eropa ke dalam buku-buku undang-undang Inggris dan mengabadikan "hari Brexit" pada 29 Maret 2019.
- Menteri penting mengundurkan diri -
Pada tanggal 6 Juli, May memenangkan persetujuan dari kabinetnya yang berseteru untuk mengejar "wilayah perdagangan bebas Inggris-UE" yang akan mempertahankan keberpihakan yang kuat dengan Uni Eropa setelah Brexit.
Dua hari kemudian, David Davis, menteri Brexit, dan wakilnya mengundurkan diri. May memberikan "terlalu banyak kemudahan", kata Davis.
Hal ini menjadi lebih buruk saat Menteri Luar Negeri Boris Johnson juga mengundurkan diri pada tanggal 9 Juli, setelah mengkritik denah Brexit secara pribadi, dan menjadi kritikus utama atas rencana May.
- Rancangan kesepakatan disetujui -
Uni Eropa pada 13 November mempublikasikan rencana darurat untuk Brexit "tanpa-kesepakatan".
Tetapi beberapa jam kemudian, kantor May mengatakan tim-tim negosiasi telah menyetujui draf perjanjian untuk Brexit.
Pada tanggal 14 November, kabinet mengadakan rapat selama lebih dari lima jam membahas rancangan tersebut. May setelah itu mengatakan kabinetnya telah mencapai "keputusan kolektif" untuk mendukung draft tersebut.
![]() |
- Pemberontakan -
Pada tanggal 15 November, empat menteri, termasuk Menteri Brexit Dominic Raab, mundur sebagai protes terhadap kesepakatan tersebut yang mati-matian di bela May di parlemen.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk menegaskan blok itu akan mengadakan pertemuan khusus untuk menyepakati rancangan perjanjian tersebut pada 25 November. Parlemen Inggris sendiri dijadwalkan akan mengadakan pemungutan di Desember.
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Most Popular