
Rizal Ramli: BPJS Kesehatan Dirancang Gagal Sejak Awal
Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 November 2018 13:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Rizal Ramli menyoroti kecilnya modal awal dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Menurutnya modal awal yang kecil sebagai bentuk ketidakseriusan pemerintah.
"Modal awal BPJS Rp 5 triliun, BPJS dirancang gagal finansial sejak awal," ujar Rizal Ramli di Tebet, Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Rizal Ramli juga menyoroti dana talangan (bailout) sebesar Rp 4,999 triliun untuk menutup defisit BPJS Kesehatan. Dana talangan ini hanya sebagai solusi sementara saja, tidak komprehensif.
"Solusi pemerintah sifatnya temporet, sementara hanya penyelesaian Tensoplast. Tidak memberikan solusi jangka panjang dan komprehensif," ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli menambahkan Indonesia bukan negara pertama yang menerapkan sistem jaminan sosial nasional (SJSN). Prusia dan Skandinavia sudah membuat SJSN pada 1860-an yang menjadi tonggak sistem negara kesejahteraan (welfare state).
Rizal Ramli mengambil contoh Singapura di mana pengusaha membayar iuran sebesar 13% sementara pekerja menanggung iuran mulai dari gratis hingga 2%.
"CPF (sejenis Tapera) juga sebagai instrumen untuk countercyclical makroekonomi. Alat stabilisasi," jelas Rizal Ramli.
Asal tahu saja, pada September lalu, pemerintah menyuntik BPJS Kesehatan Rp 4,999 triliun untuk menyelesaian defisit BPJS Kesehatan. Namun suntikan ini belum menyelesaikan semua masalahnya.
Menurut audit BPKP defisit BPJS Kesehatan sampai akhir tahun mencapai Rp 10 triliun. Adapun menurut manajemen defisit bisa mencapai Rp 16 triliun.
(roy/prm) Next Article Senin Depan, Hasil Audit Defisit BPJS Kesehatan Diumumkan
"Modal awal BPJS Rp 5 triliun, BPJS dirancang gagal finansial sejak awal," ujar Rizal Ramli di Tebet, Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Rizal Ramli juga menyoroti dana talangan (bailout) sebesar Rp 4,999 triliun untuk menutup defisit BPJS Kesehatan. Dana talangan ini hanya sebagai solusi sementara saja, tidak komprehensif.
![]() |
Rizal Ramli menambahkan Indonesia bukan negara pertama yang menerapkan sistem jaminan sosial nasional (SJSN). Prusia dan Skandinavia sudah membuat SJSN pada 1860-an yang menjadi tonggak sistem negara kesejahteraan (welfare state).
Rizal Ramli mengambil contoh Singapura di mana pengusaha membayar iuran sebesar 13% sementara pekerja menanggung iuran mulai dari gratis hingga 2%.
Asal tahu saja, pada September lalu, pemerintah menyuntik BPJS Kesehatan Rp 4,999 triliun untuk menyelesaian defisit BPJS Kesehatan. Namun suntikan ini belum menyelesaikan semua masalahnya.
Menurut audit BPKP defisit BPJS Kesehatan sampai akhir tahun mencapai Rp 10 triliun. Adapun menurut manajemen defisit bisa mencapai Rp 16 triliun.
(roy/prm) Next Article Senin Depan, Hasil Audit Defisit BPJS Kesehatan Diumumkan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular