Simak, Begini Gambaran Grafis Hebatnya Rupiah!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
14 November 2018 13:42
Nilai tukar rupiah tiba-tiba menjadi perkasa lawan dolar AS sejak awal November 2018.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tiba-tiba menjadi perkasa lawan dolar AS sejak awal November 2018. Sejak 1 November 2018 sampai 8 November 2018, rupiah tercatat menguat hingga 4,37%.

Walaupun pada 9 November 2018, rupiah sempat terdepresiasi namun penguatan masih berlangsung bahkan sampai saat ini.

Melihat kurs di pasar antar bank atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Berikut perjalanan rupiah sejak awal November 2018:
  • 1 November 2018 : Rp 15.194/US$
  • 2 November 2018 : Rp 15.089/US$
  • 3 November 2018 : Rp 14.972/US$
  • 5 November 2018 : Rp 14.972/US$
  • 6 November 2018 : Rp 14.891/US$
  • 7 November 2018 : Rp 14.764/US$
  • 8 November 2018 : Rp 14.651/US$
  • 9 November 2018 : Rp 14.632/US$
  • 12 November 2018 : Rp 14.747/US$
  • 13 November 2018 : Rp 14.895/US$
  • 14 November 2018 : Rp 14.755/US$
Begini grafis penampakan jebloknya dolar AS lawan rupiah:



Pada Rabu (14/11/2018) pukul 09:06 WIB, US$ 1 di perdagangan pasar spot sama dengan Rp 14.750. Rupiah menguat 0,37% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) pada Selasa (13/11/2018) menjelaskan, penguatan rupiah terjadi setelah pasar saham Eropa dibuka. Bursa saham dibuka menguat di Eropa.

Simak, Begini Gambaran Grafis Hebatnya Rupiah!Foto: Nanang Hendarsah (dok. Bank Indonesia)


"Memasuki pasar Eropa, rupiah berbalik menguat karena pasar merespons indikasi positif atas negosiasi Brexit yang mendekati finalisasi," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah, kepada CNBC Indonesia.

Selain itu China juga membawa angin segar kepada nilai tukar di kawasan Asia lainnya termasuk Indonesia. "Laporan bahwa AS dan China merencanakan adanya pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sengketa dagang kedua negara sehingga kembali meningkatkan permintaan terhadap higher yielding assets," tutur Nanang.

"Di dalam negeri, rupiah menguat mengikuti kurs DNDF yang turun, setelah BI mengumumkan membuka lelang DNDF dengan target lelang US$ 100 juta," jelas Nanang.

Seperti diketahui, kurs rupiah ditutup berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (13/11/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.


(wed) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular