Internasional
Siapa Pemenang Perang Dagang AS-China? Bisa Jadi Vietnam
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 September 2018 13:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam berpotensi meraup keuntungan dari memanasnya perseteruan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, menurut seorang broker.
Negara Asia Tenggara itu dapat menjadi pemenang jika banyak penanaman modal asing beralih ke Vietnam akibat tingginya tekanan biaya dari pengenaan bea masuk AS-China, kata chief investment officer Dragon Capital, Bill Stoops, kepada CNBC International hari Selasa (11/9/2018).
"Bahkan China mungkin mulai mengalihkan banyak produksinya ke Vietnam," kata Stoops, selama pengalihan itu tidak dihambat oleh Presiden AS Donald Trump.
"Ini sepertinya tren yang akan dapat kita lihat," tambahnya.
Vietnam tampaknya tidak akan menjadi target perang dagang meskipun memiliki surplus dagang US$40 miliar dengan AS, kata Stoops. Bagi Washington, semua ini adalah untuk menekan China dengan alasan geostrategis dan komersial.
Stoops mengatakan ekspor Vietnam ke Amerika terlalu rendah untuk diperhatikan Negeri Paman Sam.
Menurutnya, Vietnam juga memiliki mata uang yang fundamental makronya sangat kuat. Negara itu memiliki cadangan devisa yang cukup dan memiliki neraca berjalan yang positif.
Pemerintah Vietnam merilis Resolusi 103/NQ-CP pada Agustus 2013 untuk memperbaiki iklim bisnis dan investasi. Mereka juga merevisi Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang memberikan potongan pajak bagi kawasan industri.
Per 1 Januari 2016, tarif PPh di negara tersebut telah diturunkan menjadi 20%.
Vietnam juga memberlakukan Undang-Undang Investasi baru pada 1 Juli 2015 dan membuka 267 sektor usaha bagi investor asing dengan beberapa persyaratan, seperti berlokasi di daerah yang belum berkembang, bergerak di bidang teknologi tinggi, dan bernilai tinggi. Sektor-sektor yang dibuka itu di antaranya adalah perdagangan, distribusi, dan logistik.
(roy) Next Article Corona Masih Ganas, Kota Terbesar Vietnam Perpanjang Lockdown
Negara Asia Tenggara itu dapat menjadi pemenang jika banyak penanaman modal asing beralih ke Vietnam akibat tingginya tekanan biaya dari pengenaan bea masuk AS-China, kata chief investment officer Dragon Capital, Bill Stoops, kepada CNBC International hari Selasa (11/9/2018).
"Bahkan China mungkin mulai mengalihkan banyak produksinya ke Vietnam," kata Stoops, selama pengalihan itu tidak dihambat oleh Presiden AS Donald Trump.
"Ini sepertinya tren yang akan dapat kita lihat," tambahnya.
Stoops mengatakan ekspor Vietnam ke Amerika terlalu rendah untuk diperhatikan Negeri Paman Sam.
Menurutnya, Vietnam juga memiliki mata uang yang fundamental makronya sangat kuat. Negara itu memiliki cadangan devisa yang cukup dan memiliki neraca berjalan yang positif.
Pemerintah Vietnam merilis Resolusi 103/NQ-CP pada Agustus 2013 untuk memperbaiki iklim bisnis dan investasi. Mereka juga merevisi Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang memberikan potongan pajak bagi kawasan industri.
Per 1 Januari 2016, tarif PPh di negara tersebut telah diturunkan menjadi 20%.
Vietnam juga memberlakukan Undang-Undang Investasi baru pada 1 Juli 2015 dan membuka 267 sektor usaha bagi investor asing dengan beberapa persyaratan, seperti berlokasi di daerah yang belum berkembang, bergerak di bidang teknologi tinggi, dan bernilai tinggi. Sektor-sektor yang dibuka itu di antaranya adalah perdagangan, distribusi, dan logistik.
(roy) Next Article Corona Masih Ganas, Kota Terbesar Vietnam Perpanjang Lockdown
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular