Gara-Gara Ini Ekspor Sepatu RI Kalah Terus dengan Vietnam

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
13 September 2022 14:05
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online," jelasnya Usmar Ismail. Kedua, pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan. Dan terakhir, penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk. Saat ini, usahanya terus berkembang dan membuatnya merekrut banyak pegawai. Saat ini jumlah pegawainya sudah lebih dari 30 orang. Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mendata peredaran alas kaki di pasar ritel berada di posisi 50-75 persen menuju kondisi prapandemi Covid-19. Namun, utilisasi industri alas kaki nasional masih berada di bawah level 40 persen. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyoroti banyaknya pabrikan yang pindah dari Indonesia ke Vietnam pada masa lalu. Ia menilai banyak pabrik Indonesia yang pergi dari dalam negeri karena kesulitan bersaing dalam masalah upah. Imbasnya Indonesia masih kalah bersaing dalam ekspor sepatu dengan Vietnam.

"Dulu saya kemari, tapi katanya Nike nya pindah ke Vietnam sebagian, saya nggak tahu kenapa, (mungkin) karena di sini baru reformasi, persoalan tenaga kerja, upah naik terus tiap tahun. Sekarang Tangerang termasuk upah yang tinggi," katanya dalam Pelepasan Ekspor Sepatu Nike di PT Pratama Abadi Industri, Serpong Utara, Tangerang, Selasa (13/9/22).

Kenaikan upah memang terjadi setiap tahun menyesuaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, pembahasannya selalu berujung dengan perdebatan yang panjang. Banyak yang menilai upah buruh di Indonesia terhitung tinggi. Akibatnya, jumlah ekspor alas kaki Indonesia masih kalah dari negara ASEAN lain, termasuk Vietnam.

"Vietnam berapa? Di bawah Vietnam. Vietnam cepat sekali ambil keuntungan dari gonjang-ganjing upah buruh, Indonesia harus alami karena kita baru reformasi. Pelan-pelan mulai stabil, hari ini lebih baik dari 5 tahun lalu, 5 tahun lalu lebih baik dari 10 tahun lalu," ujar Zulhas.

Ke depan, ada harapan produksi dan ekspor sepatu Indonesia bisa lebih baik dan bisa menyalip Vietnam.

"Kita masih urutan ke-6, alas kaki industri yang ekspor. Jadi kita masih urutan ke-6 dengan share 3,88% masih bisa dikembangkan," sebut Zulhas.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Tolak Resesi Hingga Ekonomi Vietnam Meroket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular