
RI Gunakan Boeing Jadi Alat Negosiasi dengan AS
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
06 August 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bertemu dengan Boeing Company di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, didukung oleh maskapai Lion Air.
Dalam kesempatan itu, Mendag meminta dukungan Boeing agar Indonesia dikecualikan dari tarif 25% baja dan 10% aluminium.
Dia menyampaikan kepada pihak Boeing, kalau produk baja Indonesia dikenakan tarif 25% maka biaya produksi mereka juga akan meningkat sehingga harga bisa mahal dibandingkan dengan Airbus, kompetitor asal Eropa.
"Ekspor baja kita hanya menguasai 0,23% pasar AS sehingga tidak bersaing dan tidak membahayakan produk AS. Akan tetapi, baja kita sangat diperlukan industri AS, termasuk Boeing karena tidak diproduksi disana," jelas Enggar di kantornya, Senin (6/8/2018).
Selain itu, Enggar dan pihak Boeing juga membicarakan peluang kerjasama dengan industri bioavtur di Tanah Air.
"Kita minta Boeing gunakan bioavtur, pengusaha Indonesia akan invest disana untuk membuat bioavtur."
"Kalau Boeing mau lakukan itu, kita membutuhkan sekitar 2.500 pesawat dalam 20 tahun ke depan. Kita akan memilih Boeing untuk itu [pemesanan pesawat baru]. Boeing secara garis besar menyatakan kesanggupannya dan akan mendiskusikannya secara internal," jelas Mendag.
(ray/ray) Next Article Boeing Raih Pesanan 2.500 Pesawat dari Indonesia?
Dalam kesempatan itu, Mendag meminta dukungan Boeing agar Indonesia dikecualikan dari tarif 25% baja dan 10% aluminium.
Dia menyampaikan kepada pihak Boeing, kalau produk baja Indonesia dikenakan tarif 25% maka biaya produksi mereka juga akan meningkat sehingga harga bisa mahal dibandingkan dengan Airbus, kompetitor asal Eropa.
Pilihan Redaksi |
Selain itu, Enggar dan pihak Boeing juga membicarakan peluang kerjasama dengan industri bioavtur di Tanah Air.
"Kita minta Boeing gunakan bioavtur, pengusaha Indonesia akan invest disana untuk membuat bioavtur."
"Kalau Boeing mau lakukan itu, kita membutuhkan sekitar 2.500 pesawat dalam 20 tahun ke depan. Kita akan memilih Boeing untuk itu [pemesanan pesawat baru]. Boeing secara garis besar menyatakan kesanggupannya dan akan mendiskusikannya secara internal," jelas Mendag.
(ray/ray) Next Article Boeing Raih Pesanan 2.500 Pesawat dari Indonesia?
Most Popular