Piala Dunia 2018
Gelandang Bertahan adalah Calon Pelatih Idaman
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 July 2018 15:33

Mengapa Martinez dan Deschamps sukses menjadi pelatih dan mampu menyatukan tim? Mungkin saja jawabannya ada di posisi mereka sebagai pemain, yaitu gelandang bertahan.
Jika seorang playmaker adalah otak di lapangan tengah, maka gelandang bertahan adalah otot. Mereka punya kesangaran bak tukang jagal, tetapi sekaligus punya visi ke mana atau seberapa cepat tim akan bermain.
Inilah sifat yang dipunyai Martinez atau Deschamps. Mereka tegas dalam membentuk tim, tetapi punya visi ke mana tim ini akan bergerak.
Gelandang bertahan juga bisa dibilang seorang pemain dengan kemampuan komplit. Mereka adalah garis pertahanan paling awal yang dihadapi pemain lawan sebelum bertemu dengan para bek. Soal bertahan, mereka punya tekniknya.
Tidak hanya itu, gelandang bertahan juga punya visi dalam menyerang. Setelah memutus serangan lawan, seorang gelandang bertahan harus memutuskan dalam hitungan detik atau bahkan sepersekian detik ke mana permainan akan menuju. Apakah perlu tempo cepat, mengulur waktu, diputuskan oleh sang DMC.
Kemampuan ini sangat berguna kala si pemain memutuskan menjadi pelatih setelah gantung sepatu. Mereka jadi punya kemampuan membaca kebutuhan tim. Saat melawan siapa harus bermain seperti apa, kapan perlu bermain cepat, kapan perlu menahan tempo sambil memaksimalkan serangan balik, dan sebagainya.
Terakhir, jangan lupa atribut terpenting dari seorang gelandang bertahan adalah work rate alias determinasi. Minimal 15 kalau di Football Manager.
Saat bermain, seorang gelandang bertahan bukanlah yang paling mencolok atau yang paling cantik. Namun mereka siap berkorban demi keseimbangan tim, menjadi unsung hero yang bekerja salam diam.
Oleh karena itu, banyak contoh eks gelandang bertahan yang menjelma menjadi pelatih papan atas. Selain Martinez dan Deschamps, ada pula Fabio Capello, Carlo Ancelotti, Josep 'Pep' Guardiola, sampai Diego Simeone.
Mereka semua punya karakter yang hampir serupa. Tegas, keras, tapi punya visi untuk mengarahkan tim menuju kejayaan.
Ke depan, buka tidak mungkin gelandang bertahan di era sekarang menjadi pelatih top di masa depan. Mungkin 20 tahun lagi seorang N'golo Kante akan mengikuti jejak Deschamps melatih tim nasional Prancis dan menjadi calon juara dunia. Qui sait...?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/prm)
Jika seorang playmaker adalah otak di lapangan tengah, maka gelandang bertahan adalah otot. Mereka punya kesangaran bak tukang jagal, tetapi sekaligus punya visi ke mana atau seberapa cepat tim akan bermain.
Inilah sifat yang dipunyai Martinez atau Deschamps. Mereka tegas dalam membentuk tim, tetapi punya visi ke mana tim ini akan bergerak.
Tidak hanya itu, gelandang bertahan juga punya visi dalam menyerang. Setelah memutus serangan lawan, seorang gelandang bertahan harus memutuskan dalam hitungan detik atau bahkan sepersekian detik ke mana permainan akan menuju. Apakah perlu tempo cepat, mengulur waktu, diputuskan oleh sang DMC.
Kemampuan ini sangat berguna kala si pemain memutuskan menjadi pelatih setelah gantung sepatu. Mereka jadi punya kemampuan membaca kebutuhan tim. Saat melawan siapa harus bermain seperti apa, kapan perlu bermain cepat, kapan perlu menahan tempo sambil memaksimalkan serangan balik, dan sebagainya.
Terakhir, jangan lupa atribut terpenting dari seorang gelandang bertahan adalah work rate alias determinasi. Minimal 15 kalau di Football Manager.
Saat bermain, seorang gelandang bertahan bukanlah yang paling mencolok atau yang paling cantik. Namun mereka siap berkorban demi keseimbangan tim, menjadi unsung hero yang bekerja salam diam.
Oleh karena itu, banyak contoh eks gelandang bertahan yang menjelma menjadi pelatih papan atas. Selain Martinez dan Deschamps, ada pula Fabio Capello, Carlo Ancelotti, Josep 'Pep' Guardiola, sampai Diego Simeone.
Mereka semua punya karakter yang hampir serupa. Tegas, keras, tapi punya visi untuk mengarahkan tim menuju kejayaan.
Ke depan, buka tidak mungkin gelandang bertahan di era sekarang menjadi pelatih top di masa depan. Mungkin 20 tahun lagi seorang N'golo Kante akan mengikuti jejak Deschamps melatih tim nasional Prancis dan menjadi calon juara dunia. Qui sait...?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular